Feature


Jumat, 30 Juni 2017 - 19:40:46 WIB
'Banda, The Dark Forgotten Trail' Kupas Sejarah Rempah-rempah di Indonesia
Diposting oleh : Taufiqur Rizal (@TarizSolis) - Dibaca: 1180 kali

Disamping sedang sibuk mempersiapkan Wiro Sableng yang dicanangkan akan memasuki tahapan produksi pada bulan Agustus mendatang, rumah produksi yang didirikan Sheila Timothy, Lifelike Pictures, juga tengah sibuk hendak melepas sebuah film semidokumenter bertajuk Banda, The Dark Forgotten Trail yang mengupas tentang sejarah perdagangan rempah-rempah Indonesia di kepulauan Banda. 

Gagasan untuk mengapungkan tema mengenai rempah-rempah dan Banda sendiri menghampiri sang produser, Sheila Timothy, selepas dia menghadiri sebuah pameran mengenai jalur rempah. "Waktu itu saya datang ke suatu pameran tentang jalur rempah dan di situ ada satu kalimat yang menggugah pikiran saya bahwa jalur sutra itu ada karena jalur rempah. Jalur sutra ini terbangun karena orang-orang Tiongkok waktu itu mencari rempah ke kepulauan kecil di Nusantara yang bernama Banda," ujarnya.

Di kepulauan Banda, atau lebih spesifiknya Pulau Run, tumbuh sumbur beraneka ragam rempah-rempah khususnya pala. Produk alam ini menjadi incaran bangsa-bangsa di Eropa pada ratusan tahun silam sampai-sampai beberapa negara rela menggelontorkan dana besar untuk membiayai ekspedisi memburu rempah-rempah di Pulau Run serta berperang satu sama lain demi memonopoli jalur perdagangan. 

Guna memperoleh kisah yang otentik, serangkaian riset pun dilangsungkan jelang tahapan produksi yang berlangsung selama tiga pekan di Banda. Tidak semata-mata berbicara mengenai kekayaan alam kepulauan Banda, film yang disutradarai Jay Subiakto ini turut menyinggung soal keberagaman dan wajah kelam Banda di masa lalu utamanya soal peristiwa genosida dan konflik agama yang berlangsung pada tahun 1998.

Menyadari materi yang diusungnya terhitung berat dan berpotensi menjemukan bagi penonton muda, Jay Subiakto mencoba mengakalinya dengan menghadirkan lanskap memanjakan mata dari kepulauan Banda yang direkam oleh enam juru kamera dan membubuhkan musik modern gubahan Barasuara beserta Indra Perkasa untuk memperkaya nuansa dari setiap adegan yang digulirkan dalam film.

Nantinya, Banda, The Dark Forgotten Trail akan dilepas dalam dua bahasa yakni Indonesia dan Inggris. Reza Rahadian didapuk sebagai narator untuk versi Bahasa Indonesia, sementara Ario Bayu akan membawakan versi Bahasa Inggris. Banda, The Dark Forgotten Trail direncanakan rilis di bioskop tanah air pada bulan Agustus mendatang dengan terlebih dahulu menggelar premiere pada tanggal 31 Juli yang bertepatan dengan peringatan 350 tahun Perjanjian Breda yang berisi penyerahan Pulau Run dari Inggris kepada Belanda.


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.