
Tren suguhan panorama mancanegara dalam film Indonesia masih terus berlanjut. Yang terbaru berasal dari film bertajuk Satu Hari Nanti hasil kreasi dari rumah produksi Evergreen Pictures dan Rumah Film yang menawarkan apiknya pemandangan alam benua Eropa. Lebih spesifiknya, beberapa kota di negara Swiss.
Demi mewujudkan terhamparnya lanskap kota-kota di negara tersebut, pihak rumah produksi pun berkolaborasi bersama pemerintah Swiss secara resmi. Alasan utamanya, karena kebutuhan cerita menuntut sebagian besar proses pengambilan gambar dilakoni di Swiss. Membangun set palsu atau colong-colong gambar bukanlah pilihan.
“Lokasi bisa dibilang sepenuhnya di Swiss. Secara skrip, 99 persen cerita berlatar di sana. Produksi juga kami kerjakan di Swiss, tanpa harus akal-akalan bikin set di tanah air,” tutur Salman Aristo selaku sutradara sekaligus penulis naskah dalam konferensi pers yang digelar pada awal November tahun lalu.
Beberapa kota yang dipilih oleh tim produksi Satu Hari Nanti antara lain Thun, Interlaken, Brienz, Bern, serta salah satu puncak tertinggi Eropa, Jungfrau. Thun merupakan sebuah kota kecil yang terkenal dengan danaunya dan memiliki sebuah kastil tua serta sungai kecil yang wajib dikunjungi untuk mengetahui sejarah kota tersebut.
Sedangkan Interlaken adalah kota yang letaknya diantara dua danau besar, yaitu danau Thun dan danau Brienz. Interlaken juga merupakan destinasi wisata di Swiss yang terkenal. Dari sini perjalanan berlanjut ke resort wisata puncak Jungfrau, Jungfraujoch.
Jungfraujoch sendiri merupakan kawasan wisata yang posisinya unik karena dibangun diantara Puncak Jungfrau dan Puncak Monch yang merupakan bagian dari pegunungan Alpen. Menjadi menarik, karena tempat ini pernah dijadikan sebagai lokasi syuting dari film James Bond yang berjudul On Her Majesty’s Secret Service.
Brienz menjadi kota yang menyimpan khazanah budaya tradisional di Swiss. Di sini terdapat danau luas yang ketika musim dingin berubah menjadi danau es. Lalu Bern adalah ibukota Swiss yang asri. Di Bern, banyak dijumpai warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO. Ibukota negara ini memadukan antara gedung pencakar langit dan bangunan klasik yang masih terjaga keasliannya sejak dahulu.
Ditulis dan disutradarai oleh Salman Aristo, Satu Hari Nanti berceloteh tentang kehidupan dua pasang kekasih yang menghadapi kegelisahan dalam membangun komitmen di negeri orang. Pemain yang terlibat mulai dari Deva Mahenra, Adinia Wirasti, Ringgo Agus, hingga Ayushita Nugraha.
Proses pengambilan gambar dari film yang kini tengah berada dalam tahapan pasca produksi ini telah dilangsungkan pada pertengahan November 2016 silam. Menurut sang produser, Dienan Silmy, Satu Hari Nanti direncanakan rilis di bioskop-bioskop tanah air sekitar akhir tahun 2017.