Penyelenggaraan 11th Jogja-NETPAC Asian Film Festival berakhir pada Sabtu (3/12) malam. Bertempat di Gedung Societet, Taman Budaya Yogyakarta, JAFF menutup festival dengan memutarkan sebuah film dari Kyrgyzstan berjudul Travelling With Bomb karya Nurlan Abdykadyrov.

Traveling With Bomb bercerita tentang seorang mahasiswa dari Kazakhstan yang membawa istrinya ke Kirgistan dan kemudian terlibat dalam sengketa perbatasan hingga akhirnya membuat persetujuan untuk melintasi perbatasan dengan membawa kotak ranjau untuk diantarkan ke desa. Persetujuan tersebut menyebabkan drama dan kesalahpahaman yang tak berujung.

“Film ini menunjukkan betapa peliknya perkara perbatasan antarnegara yang kerap menciptakan tembok komunikasi atau melahirkan halangan bagi upaya membangun saling pengertian serta pemahaman," ungkap Budi Irawanto selaku Direktur Festival JAFF menerangkan alasan mengapa JAFF memilih film ini sebagai film penutup.

Pada tahun ini, JAFF juga menganugerahkan beberapa penghargaan untuk film-film terbaik yang dipilih oleh berbagai juri yang terbagi ke dalam beberapa kategori. Ada 6 penghargaan yang dihadirkan oleh JAFF dengan dewan juri yang berbeda, sebagai berikut:

1. Golden Hanoman Award - Eko Nugroho (Indonesia), Riri Riza (Indonesia), Kim Jong Kwan (Korea). Penghargaan pada film Asia terbaik pertama melalui penjurian Asian Feature.

2. Silver Award - Eko Nugroho (Indonesia), Riri Riza (Indonesia), dan Kim Jong Kwan (Korea). Penghargaan pada film Asia terbaik kedua melalui penjurian Asian Feature.

3. NETPAC Award - Adrian Jonathan Pasaribu (Indonesia), Park Sungho (Korea), Hafiz Ranjacale (Indonesia). Diberikan oleh Network for the Promotion of Asian Cinema (NETPAC), sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sutradara Asia yang memberikan kontribusi sinematik yang dinilai penting bagi gerakan sinema baru Asia.

4. Geber Award - Alexander Matius (Indonesia), Fanny Chotimah (Indonesia), Yusuf Radjamuda (Indonesia) Penghargaan film Asia terbaik diberikan oleh komunitas film dari berbagai kota di Indonesia

5. Blencong Award - Kan Lume (Singapura), Sekar Sari (Indonesia), Tunggul Banjaransari (Indonesia) Penghargaan diberikan juri bagi film pendek Asia terbaik dari Pprogram Light of Asia.

6. Jogja Student Film Award - Penghargaan oleh Jogja Film Academy bekerjasama dengan ISI Media Rekam Yogyakarta, MMTC, AMIKOM, AKINDO, dan AKRB dipilih oleh murid sekolah film Yogyakarta.

Berdasarkan hasil rapat kelompok juri diperoleh hasil para pemenang 11th Jogja-NETPAC Asian Film Festival antara lain:

1. Golden Hanoman Award : Istirahatlah Kata-Kata / Yosep Anggi Noen / Indonesia

2. Silver Hanoman Award : The Island Funeral / Pimpaka Towira / Thailand

3. NETPAC Award : Turah / Wicaksono Wisnu Legowo / Indonesia

4. Geber Award : Turah / Wicaksono Wisnu Legowo / Indonesia

5. Blencong Award : Memoria / Kamila Andini / Indonesia

6. Jogja Student Film Award : Memoria / Kamila Andini / Indonesia

Menarik dicatat, dari enam kategori ada tiga film Indonesia yang berhasil meraih penghargaan di JAFF. Dewan juri JAFF sendiri memutuskan memilih Istirahatlah Kata-Kata karya Yosep Anggi Noen sebagai film terbaik JAFF tahun ini karena dinilai mampu menampilkan kisah tokoh reformasi 1998 dalam sudut pandang kemanusiaan; mencekam tajam, subtil dengan humor dan keharuan. Sebuah pencapaian teknis sinema yang mengejutkan.

Selain itu terdapat tiga film dari Indonesia yang tahun ini ditambah jam putarnya oleh JAFF karena antusisame pengunjung yang tidak terbendung, yakni Ziarah, Salawaku dan Istirahatlah Kata-Kata. JAFF 2016 telah memutar 138 judul film dari 27 negara yang tersebar di kawasan Asia Pasifik, di tiga lokasi utama yang berbeda, yakni Gedung Societet, Empire XXI dan Taman Budaya Yogyakarta.

Jumlah film Indonesia yang diputar di JAFF totalnya sebanyak 60 film, terdiri dari 16 film panjang dan 44 film pendek. Total pengunjung yang hadir selama enam hari festival berlangsung mencapai lebih dari 8000 pengunjung.