Dinilai memuaskan dalam mentransformasikan tulisan Dewi 'Dee' Lestari, Filosofi Kopi, ke bahasa gambar, Angga Dwimas Sasongko yang baru saja menelurkan Surat Dari Praha memperoleh kepercayaan untuk menangani film adaptasi novel Dee berikutnya.

Kali ini, jilid kedua dari Supernova, Akar, yang disodorkan kepada Angga dan rumah produksi Visinema Pictures untuk diangkat ke film layar lebar. Mengingat bukan perkara mudah memvisualisasikan rangkaian kata-kata olahan Dee, Angga belum bisa memastikan kapan proses produksi Akar akan dimulai.

"Akar adalah proyek yang menantang. Cahaya Dari Timur: Beta Maluku saja butuh persiapan empat tahun, Akar bisa jadi lebih panjang dari itu. Mbak Dewi sangat mengerti," beber Angga.

Selain faktor kesiapan, ada alasan lain dibalik panjangnya waktu yang dibutuhkan menuju proses produksi. Rupanya, Angga dan tim produksi juga menantikan dirilisnya jilid terakhir dari rangkaian seri Supernova, yakni Intelegensi Embun Pagi, demi memperoleh gambaran lebih jelas mengenai dunia rekaan Dee, 

"Supernova ini universe yang besar banget. Kami juga nunggu buku terakhir Mbak Dewi untuk mengetahui bakalan seperti apa universe-nya," imbuhnya.

Ditanya lebih jauh mengenai Akar, Angga enggan memberikan bocoran lantaran dianggap terlalu dini. "Saya nggak mau bicara banyak soal Akar karena masih prematur. Enam film kita ke depan belum ada Akar," tutupnya. 

Dalam versi novel, Akar bertutur mengenai petualangan penuh liku-liku seorang pria yatim piatu bernama Bodhi. Menjelajah berbagai negara, Bodhi berharap dapat menemukan 'kesejatian' untuk menjawab pertanyaan yang selama ini menjadi bahan perenungan dan kebimbangannya.