Pemutaran sebuah film dokumenter berjudul Le Glace et Le Ciel (Ice and The Sky) di XXI Metropole Jakarta pada tanggal 6 Desember 2015 lalu, secara resmi menutup Festival Sinema Prancis, sebuah festival film asing tertua di Indonesia. Film dokumenter hasil karya sutradara Luc Jacquet yang mengangkat isu pemanasan global ini menutup perjalanan Festival Sinema Prancis 2015 yang sudah berlangsung selama 4 hari mulai dari tanggal 3-6 Desember 2015. Pada malam penutupan, panitia kemudian secara resmi mengumumkan Film Pendek Terfavorit Warung Prancis dan pemenang utama dari Kompetisi Film Pendek Festival Sinema Prancis 2015.

Dari 183 karya yang mengikuti Kompetisi Film Pendek, dewan juri yang beranggotakan sineas muda Sammaria Simanjuntak, Dimas Jayasrana serta Guillaume Catala, seorang produser film sekaligus penulis naskah dari Prancis, memilih 8 film pendek dari genre yang beragam sebagai finalis. Para finalis ini bersaing memperebutkan posisi sebagai pemenang untuk mendapatkan tiket perjalanan ke Prancis dan berkesempatan untuk menghadiri festival film internasional disana. Kedelapan film pendek tersebut adalah Bid & Run karya Gugun Ekalaya, Iblis Jalanan karya Salman Farizi, Iman karya Nurul Ibrahim, Return to Sender karya Vera Lestafa, Sandekala karya Amriy Ramadhan, Simbiosis karya Wiranata Tanjaya, Sleep Tight Maria karya Monica Vanessa Tedja dan film Taste of Fences karya Sinung Winahyoko. Seluruh film pendek finalis diputar sepanjang festival, mulai dari tiap sebelum pemutaran film dalam program Panorama sampai dengan program pemutaran tersendiri yang bertempat di Paviliun28 dan Auditorium IFI.

Antoine du Buysson selaku Atase Kerjasama Universitas di Indonesia Dengan Prancis menobatkan film Iman arahan sutradara muda Nurul Ibrahim sebagai Film Pendek Terfavorit Warung Prancis. Warung Prancis sendiri merupakan sebuah tempat informasi kebudayaan dan pendidikan Prancis yang bertempat di perguruan-perguruan tinggi dan politeknik di Indonesia. Berdiri sejak tahun 2012, lokasi Warung Prancis sampai saat ini sudah berjumlah 36 lokasi. Disela-sela malam penutupan, Nurul Ibrahim juga mengatakan bahwa dirinya sangat terharu Iman bisa mendapat apresiasi seperti ini. Walaupun sudah tayang di beberapa festival namun baru kali ini film Iman mendapatkan sebuah penghargaan.

Acara dilanjutkan dengan pengumuman pemenang Kompetisi Film Pendek Festival Sinema Prancis 2015, yang diumumkan oleh dua dewan juri yang hadir, yakni Dimas Jayasrana dan Sammaria Simanjuntak. Seluruh dewan juri sepakat bahwa film pendek karya Monica Vanessa Tedja, Sleep Tight Maria terpilih sebagai pemenang utama dan film pendek terbaik Kompetisi Film Pendek Festival Sinema Prancis 2015. Dimas yang mewakili seluruh dewan juri melalui jury’s note yang dibacakannya menyebutkan bahwa sebelumnya memilih 8 karya yang ada ini bukanlah pekerjaan yang mudah dan semuanya sudah dipilih melalui seleksi yang ketat.  “Bagi kami, film pendek adalah ruang laboratorium di mana pembuatnya bisa secara bebas tanpa tekanan apapun untuk menghadirkan cerita yang menantang, pendekatan visual yang tidak biasa, serta keintiman yang memikat tanpa takut pada apa yang disebut sebagai pasar. Kami sangat berharap kemenangan ini akan membawa semangat kepada pembuat untuk terus belajar dan tidak jumawa. Semoga perjalanannya nanti ke festival film pendek di Prancis akan memberikan cara pandang baru di karya-karya berikutnya.” ujar Dimas. Dimas kemudian juga mengutip BW Purbanegara, pemenang Kompetisi Film Pendek Festival Sinema Prancis sebelumnya, bahwa lebih baik membuat film pendek yang umurnya panjang daripada membuat film panjang yang umurnya pendek.

Sungguh sayang, perwakilan dari film Sleep Tight Maria berhalangan hadir pada acara malam penutupan sehingga penyerahan hadiah dari panitia Fesitval Sinema Prancis diwakili oleh dewan juri yang hadir.