Feature


Rabu, 11 November 2015 - 15:58:54 WIB
Delapan Film Indonesia Ramaikan Los Angeles Indonesian Film Festival
Diposting oleh : Taufiqur Rizal (@TarizSolis) - Dibaca: 1223 kali

Setelah melewati proses penyeleksian ketat yang berlangsung sejak bulan Agustus silam, akhirnya terpilihlah 8 film panjang dan 15 film pendek untuk dikirimkan sebagai delegasi di Los Angeles Indonesian Film Festival (LAIFF) yang tahun ini memasuki penyelenggaraan kedua.

Kedelapan film panjang dari dalam negeri yang beruntung memperoleh kesempatan untuk ditayangkan di LAIFF antara lain Guru Bangsa Tjokroaminoto (Garin Nugroho), 3 (Anggy Umbara), Tabula Rasa (Adriyanto Dewo), Di Balik 98 (Lukman Sardi), Jalanan (Daniel Ziv), Cinta Selamanya (Fajar Nugros), Cahaya Dari Timur Beta Maluku (Angga Dwimas Sasongko), dan Selamat Pagi, Malam (Lucky Kuswandi). 

Sedangkan film-film pendek yang berhasil lolos seleksi, yakni Sowan, Wong Tjilik, Angkringan, Pingitan, Menunggu Kabar, The Last Call, 05:55, Sleep Tight, Maria, Friend, Untuk Semua, Udin Telekomsel, Suan Ming, Sandekala, Main Yuk, dan Iwazaki.

Seperti halnya tahun lalu, penyelenggaraan LAIFF 2015 pun masih mengambil lokasi di The Regent Theater, Westwood Village, Los Angeles, Amerika Serikat, dengan waktu pelaksanaan untuk sekali ini berlangsung pada 10 hingga 12 November.

Disamping pemutaran film, LAIFF 2015 juga menggelar acara tambahan berupa diskusi film yang menghadirkan para pekerja film dari Indonesia maupun Amerika Serikat dengan tema "Collaborative Crew, Competent Production & Curious Talent" dan "The Captivating Charm of Indonesia".

 Diadakan untuk pertama kalinya pada tahun lalu, tujuan dihelatnya LAIFF sendiri - sesuai dengan keterangan dari salah satu pendiri LAIFF, Ronald Wiryawan - adalah menarik industri film di Amerika Serikat untuk berinvestasi di Indonesia dengan memproduksi dan memanfaatkan sumber dayanya.

“Ini merupakan kesempatan bagi sineas Indonesia untuk menunjukkan bakat mereka di pusat perfilman dunia. Sineas-sineas Amerika Serikat juga bisa mempelajari peluang untuk membuat film di Indonesia, memperluas koneksi mereka, dan berbicara langsung dengan orang-orang yang berkecimpung di industri serta regulasi perfilman,” imbuh Endah Redjeki yang turut mendirikan LAIFF. 



Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.