
Sebetulnya, rencana untuk memboyong novel fenomenal karya Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia, ke layar lebar telah mengemuka sejak lama. Salah satu rumah produksi paling vokal dalam menyuarakan ketertarikan adalah Miles Films kepunyaan Mira Lesmana.
Dicanangkan sebagai proyek berbujet raksasa, versi adaptasi Bumi Manusia sempat ramai diperbincangkan oleh para netizen untuk beberapa saat. Banyak pihak berpendapat keputusan memfilmkan Bumi Manusia tergolong beresiko karena bukan perkara gampang menerjemahkannya ke bahasa gambar.
Disamping berbagai spekulasi yang seiring berjalannya waktu mulai jarang terdengar, proyek pembuatan versi layar lebar Bumi Manusia pun seolah jalan di tempat. Tidak ada lagi gembar gembor media atau sekadar mewartakan perkembangan penggarapan film.
Setelah kesunyian yang cukup panjang, Falcon Pictures yang bertanggung jawab atas larisnya dwilogi Comic 8 dan Coboy Junior the Movie mendadak mengabarkan bahwa hak cipta pembuatan film Bumi Manusia telah berada di genggaman mereka pada awal tahun ini.
Tidak ada informasi lebih lanjut yang bisa dibeberkan kala itu. Kini, Falcon Pictures telah memastikan bahwa Anggy Umbara (Mama Cake, Comic 8) akan menempati posisi penyutradaraan dari Bumi Manusia.
"Ada satu film yang akan gue produksi, Bumi Manusia dari bukunya Pram. Kemarin gue sudah dikasih novelnya sama Falcon Pictures untuk disuruh bikin. Sutradaranya sudah pasti gue, tetapi sebelum film jadi apapun bisa terjadi, mudah-mudahan lancar. Pemeran belum tahu, masih development story. Tahun depan rencana produksi," ungkap Anggy.
Mengambil latar penceritaan dalam rentang waktu 1898 hingga 1918, Bumi Manusia yang peredarannya sempat dilarang semasa Orde Baru berkisah mengenai perjalanan seorang tokoh pribumi bernama Minke yang bersekolah di HBS.
Minke sendiri digambarkan sebagai pribadi yang cerdas, berani dan revolusioner terlebih jika berkaitan dengan ketidakadilan yang menimpa bangsanya.