Usai menuai kesuksesan lewat 7 Hari 24 Jam dan Di Balik 98, MNC Pictures yang tengah menanti perilisan 3 Dara di layar lebar mencoba semakin mengukuhkan posisi mereka sebagai salah satu rumah produksi terkemuka di perfilman Indonesia.

Melalui acara Syukuran dan Potong Tumpeng yang dihelat di Pong Me, Gunawarman, Jakarta Selatan, Kamis (30/7), MNC Pictures mengumumkan bakal diproduksinya dua film yang akan menjadi 'buah hati' mereka, yakni Skakmat dan Surat Cinta Kartini.

Sementara Skakmat yang diarahkan oleh Ody C. Harahap bermain-main di ranah action dengan bubuhan komedi, maka Surat Cinta Kartini garapan Azhar Kinoi Lubis, sesuai dengan judulnya, berada di jalur drama romansa. 

Skakmat yang penulisan skenarionya dirancang oleh Salman Aristo berkisah mengenai seorang tukang ojek bernama Jamal yang ketiban rejeki nomplok senilai 100 juta rupiah hanya untuk mengantar seseorang ke sebuah alamat yang tertera di kertas tanpa mengetahui apa yang menantinya di tempat tujuan.

Menghadirkan Tanta Ginting, Donny Alamsyah, Cecep Arif Rahman, dan Hannah Al Rashid di garda terdepan, Skakmat akan menampilkan sejumlah teknik bela diri, seperti silat, thai boxing, serta street fighting.

"Skakmat sebenarnya sudah ada dari tahun 2009, tapi belum pernah diproduksi karena masih belum siap. Jadi sebenarnya sudah lama ini skenarionya. Ini pertama kalinya MNC Pictures untuk genre action," urai Affandi Abdul Rachman selaku produser.

Lalu, bagaimana dengan Surat Cinta Kartini? Apakah film ini akan menjelma sebagai sebuah biopik? Sekalipun mempergunakan latar belakang sejarah, jalan penceritaan film yang mempercayakan sosok Kartini untuk dihidupkan oleh aktris pendatang baru, Rania Putri Sari, ini berada di koridor fiktif.

"Cerita ini fiksi dengan latar belakang sejarah pada era Kartini di tahun 1900an. Kami tidak ingin menggali tentang sejarahnya, tetapi bagaimana kehidupan romantisme dan drama di era tersebut," ungkap Lukman Sardi yang bertindak sebagai creative producer.

Surat Cinta Kartini berceloteh mengenai seorang tukang pos bernama Sarwadi yang kerap mengantarkan surat-surat dari R.A. Kartini. Sering berjumpa, benih-benih cinta pun tumbuh diantara mereka yang sayangnya dihadang oleh tembok besar berwujud status sosial.

"Kartini terkenal dengan surat-suratnya, tapi tidak ada yang tahu siapa yang mengantarkan surat-surat itu. Disinilah Chicco Jerikho berperan sebagai tukang pos pengantar surat-surat Kartini. Dari situ sedikit banyak kita akan tahu tentang sosok Kartini,” papar sang produser, Toha Essa.