Kejarlah ilmumu sampai ke negeri Cina. Titah dalam ajaran Islam ini telah berulang kali diaplikasikan dalam penceritaan film-film inspiratif dalam negeri, sebut saja trilogi Laskar Pelangi, Negeri 5 Menara, hingga paling anyar, 99 Cahaya di Langit Eropa.

Selain kesamaan tema, satu lagi menjadi pengait diantara tiga film tersebut: diadaptasi dari novel laris. Menyadari bahwa permintaan pasar masih tinggi terlebih sinema Indonesia kekeringan film penggugah semangat, rumah produksi Falcon Pictures pun meminang Negeri Van Oranje.

Novel rekaan Wahyudiningrat, Adept Lenggana, Nisa Riyado dan Rizki Pandu Permana yang pertama kali dirilis pada tahun 2009 oleh Bentang tersebut menyoal perjuangan lima sahabat yang menamakan geng mereka dengan sebutan Aagaban saat menempuh studi S2 di Belanda.

Mereka harus mengatasi sejumlah tantangan selama hidup di negeri kincir angin yakni adanya perbedaan kultur yang cukup besar, urusan legalitas, sampai menemukan tempat tinggal yang sesuai. 

Untuk menghidupkan karakter Wicak, Banjar, Geri, Daus dan Lintang, Endri Pelita (Air Mata Terakhir Bunda) yang bertindak sebagai sutradara mempercayakannya kepada Abimana Aryasatya, Arifin C. Putra, Chicco Jerikho, Ge Pamungkas dan Tatjana Saphira.

Proses pengambilan gambar Negeri Van Oranje sendiri telah berlangsung sejak April silam dengan mengambil lokasi di Indonesia, Belanda termasuk sejumlah kampus terkemuka seperti Universitas Leiden, dan Republik Ceko.

Jika tidak ada aral melintang, Negeri Van Oranje direncanakan untuk tayang di bioskop-bioskop Indonesia pada akhir tahun ini.