Dinobatkan sebagai Best Indonesian Film dalam EFX Antipodes Film Award yang merupakan salah satu dari rentetan kegiatan dari Equator Film Expo (EFX) Film Forum 2015 pada 29 Maret lalu di Jakarta, Tabula Rasa berkesempatan untuk melenggang ke kota Cannes, Prancis.

Tabula Rasa nantinya akan ditayangkan melalui segmen Cinéma des Antipodes di ajang Cannes Cinéphiles serta diikutsertakan dalam Marché du Film 2015, sebuah pasar film dunia yang juga berlangsung di Cannes. Kedua acara ini digelar bersamaan dengan Festival Film Cannes ke-68 pada bulan Mei mendatang.

Film garapan Adriyanto Dewo tersebut berjaya di EFX Antipodes Film Award setelah menumbangkan enam finalis lain yang berkompetisi di kategori yang sama yakni Sebelum Pagi Terulang Kembali, Soekarno, Killers, 3 Nafas Likas, Cahaya Dari Timur: Beta Maluku, dan Sokola Rimba.

EFX Antipodes Film Award sendiri merupakan hasil kerja sama antara EFX dengan Association Cinéma des Antipodes, sebuah lembaga yang mempunyai misi untuk memperkenalkan film-film dari kawasan Australia, Selandia Baru, dan sekitarnya kepada peminat film di Prancis. 

"Salah satu cara untuk mencari tahu tentang film dari negara lain adalah lewat festival-festival. Tidak banyak film Indonesia yang mengikuti festival sehingga sulit untuk diketahui. Salah satu film Indonesia pertama yang menarik perhatian saya adalah Sang Penari (The Dancer) tiga tahun lalu. Saya menyukainya dan sejak itu saya berpikir bahwa ada potensi dalam film Indonesia," ungkap Presiden Cinéma des Antipodes, Bernard Bories, seperti dilansir dari situs hiburan Muvilla.

EFX Film Forum telah berlangsung di Jakarta pada tanggal 27 sampai 30 Maret lalu.