Perhelatan akbar insan perfilman Amerika, Academy Awards, semakin dekat saja. Begitu juga dengan Flick Magazine Road to Oscars 2015 yang semakin mendekati akhirnya. Di episode 4 ini kita akan memberi prediksi di 4 kategori penting, yaitu Dokumenter, Animasi, Film Berbahasa Asing dan Sutradara.
Kembali berpartisipasi dalam memberi prediksi mereka adalah para awak Flick Magazine,
Titis Sapto Raharjo (Titis), Taufiqur Rizal (Tariz) dan Haris Fadli Pasaribu (Haris) plus pendatang baru, Amir Syarif Siregar (Amir). Serta masih setia ditemani oleh dokter sekaligus kritikus film dan salah satu blogger film kenamaan, Daniel Irawan, pemilik blog Dan At The Movies.
Dan berikut prediksi minggu ini:
Dengan mengambil tema paling kuat dan menarik diantara pesaing lainnya, tampaknya Citizenfour akan keluar sebagai pemenang dalam kategori ini.
Jika para juri sedang ingin menjajal 'keluar dari zona nyaman', maka Citizenfour adalah pilihan paling tepat. Melalui Citizenfour, Laura Poitras membeberkan fakta mengejutkan perihal pemerintah Amerika Serikat yang memata-matai kehidupan pribadi setiap warganya setiap hari demi mempertahankan national security. Bukankah bahan kupasan ini terdengar begitu seksi dalam artian, menarik perhatian dan berani?
I Love Finding Vivian Maier. Tapi Citizen Four sudah terbukti mendapat atensi yang besar dari berbagai ajang penghargaan maupun secara aklamasi mendapat resensi yang positif. Dan tema yang diusung filmnya juga memiliki urgensi yang kuat, sheingga tidak heran jika juri akan memilih film ini.
Citizenfour jelas menjadi pilihan mudah mengingat kepopulerannya -- baik film maupun subyek yang diangkat dalam filmnya.
Materi paling menarik jelas ada di ‘Citizen Four’, apalagi dengan documentary storytelling-nya yang kuat serta intense. Sementara ‘Finding Vivian Maier’ walaupun bagus sepertinya sedikit terlalu ‘halus’ buat keluar sebagai pemenang.
Pertarungan studio besar animasi di Hollywood, hanya menyisakan dua nominasi terkuat yaitu Big Hero 6 dan How to Train Your Dragon 2, dengan melihat materi yang dipunyai kedua film tampaknya para juri Academy Awards akan sulit menentukan pemenangnya. Tampaknya How to Train Your Dragon 2 akan menjadi pemenang melanjutkan sukses dari ajang Golden Globes.
Ketika saingan terberatnya, The Lego Movie, tidak tercantum di daftar nominasi, maka peluang kemenangan How to Train Your Dragon 2 semakin terbuka lebar. Terlebih beberapa penghargaan pra-Oscar, termasuk Golden Globe dan Annie, menunjukkan keberpihakan pada film ciptaan DreamWorks Animation ini. Kuda hitam: The Tale of Princess Kaguya.
Saya setuju dengan Tariz. Big Hero 6 mungkin bagus, tapi bukan lawan tanding terberat How to Train Your Dragon 2. Berhubung The Lego Movie tidak masuk dalam daftar nominee, maka jelas film animasi DreamWorks ini adalah juaranya.
Thank God for zero existence of 'The LEGO Movie' on this category. One of last year's most overrated movies.
Mari lupakan dulu ‘The Lego Movie’ dengan konklusi sangat dalam di tengah presentasi penuh candanya. Dalam kategori animasi, belakangan ini mungkin ada kecenderungan Oscar untuk berpihak ke produk-produk major studios mereka dalam alasan-alasan teknis. Yang paling layak mungkin ‘The Tale of Princess Kaguya’, but if this is the case, kategori ini menyisakan ‘Big Hero 6’ dan ‘How to Train Your Dragon 2’ untuk bertarung memperebutkan Oscar. Dalam teknis yang sama kuat, ‘HTTYD2’ punya keunggulan tipis di kontennya sebagai animasi segala umur pertama yang berani melangkah ke konflik seberat itu di menit2 akhir klimaksnya, tapi tak lantas kehilangan kekuatan untuk mencari solusi yang bahkan akan mudah bisa diserap oleh penonton belia sebagai moral yang sangat bijak. ‘HTTYD2’ adalah pemenangnya.
Kategori yang cukup sulit ditebak walau bisa dilihat siapa yang akan lebih diunggulkan para juri ketika duet sinematografer Ida masuk nominasi "Best Cinematography". Dengan pesaing berat hanya Leviathan, tampaknya Ida akan lebih berpeluang meraih piala Oscar.
Tidak selalu bisa dijadikan sebagai patokan, akan tetapi (umumnya) film berbahasa asing yang memperoleh lebih dari satu nominasi akan memboyong pulang piala. Di perhelatan tahun ini, Ida memimpin di jumlah nominasi. Beberapa kemenangan juga telah diraihnya. Jika ada yang bisa menjegal Ida, maka itu Leviathan.
Tidak mengerti juga mengapa Academy Awards tidak memilih film-film seperti Winter Sleep, Two Days, One Night atau Force Majeure, sebagai lawan tanding terberat Ida. Film-film yang menjadi nominee juga (mungkin) bagus, tapi juri jelas sudah melewatkan yang terbaik untuk berkompetisi. Jadi, Ida sudah pasti akan melenggang sebagai pemenang.
Ida. That's all
While Tangerines punya pendekatan teknis yang sangat inovatif dengan hampir keseluruhan shot yang dibesut dengan iPhone 5S, kandidat terkuat dalam kategori ini adalah ‘Leviathan’ dan ‘Ida’. Leviathan, tak diragukan lagi sangat bagus memuat sarkasme terhadap ekses panjang perpolitikan Rusia terhadap borok-borok kehidupan masyarakatnya selama ini, tapi mungkin masuknya ‘Ida’ di nominee sinematografi adalah sebuah statement bahwa Oscar lebih memilih faktor intimacy-nya yang jauh lebih kuat. ‘Ida’ ya. IDA.
Best Director
Sebuah pilihan yang cukup sulit, mengingat setiap sutradara di kategori ini memiliki beban kerja yang besar dalam mengerjakan filmnya. Tapi jika menilik trend yang berkembang, jelas pertarungan akan terjadi antara Richard Linklater dan Alejandro González Iñárritu. Tapi Birdman sudah menyabet beberapa piala penting akhir-akhir ini, termasuk yang terbaru DGA. Biasanya pemenang DGA tidak jauh-jauh juga dari pemenang Oscar, maka ya, Iñárritu yang akan membawa pulang si patung emas.
Opini popular menempatkan Alejandro Gonzalez Iñárritu ('Birdman or (The Unexpected Virtue of Ignorance)') dan Richard Linklater (Boyhood') menjadi dua kontender terkuat di kategori ini. Walau pada awalnya Linklater banyak difavoritkan untuk menang namun kemenangan 'Birdman or (The Unexpected Virtue of Ignorance)' di ajang Screen Actors Guild Awards dan Producers Guild Awards jelas memberikan dukungan tersendiri bagi Iñárritu. Puncaknya, rekan-rekan sutradara yang tergabung dalam Directors Guild of America memberikan apresiasi mereka pada Iñárritu. Check mate! There's no stopping for Iñárritu to win this game!
Best director hampir selalu jadi kategori yang sangat sulit untuk diprediksikan. Clint Eastwood seharusnya sangat layak ada disini walaupun persepsinya terhadap subjek di ‘American Sniper’ cenderung kontroversial, tapi juga menunjukkan bahwa ia adalah sutradara yang punya sikap. Yang tertinggal adalah Inarritu dan Linklater sebagai kandidat terkuatnya. Inarritu sebenarnya tak kalah bagus, namun lagi-lagi, pendekatan Linklater mengeksplorasi lebih jauh ‘realistic style’-nya dengan proses pembuatan selama 12 tahun itu mau tak mau menyisakan detil-detil dari banyak aspek yang sulit tertandingi oleh yang lain. Richard Linklater adalah pemenangnya.
Dan usai sudah episode Flick Magazine Road to Oscars kali ini. Minggu depan kita akan memasuki episode finale dan akan memberi prediksi siapa saja pemenang di kategori utama, yaitu kategori peman (utama/pendukung) dan tentunya Film Terbaik.
Sampai jumpa!