Feature


Minggu, 07 Desember 2014 - 12:10:33 WIB
Inilah Para Pemenang di The 9th Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF)
Diposting oleh : Taufiqur Rizal (@TarizSolis) - Dibaca: 1287 kali

Setelah berlangsung sejak 1 Desember 2014, tidak terasa festival film internasional tahunan The 9th Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) yang digelar di Yogyakarta, semalam (6/12) resmi ditutup. Festival yang tahun ini mengangkat tema Re-Gazing Asia, menganugerahkan  6 jenis macam penghargaan pada film-film yang berkompetisi di sini, yaitu Golden Hanoman untuk Nagima (Zhanna Issabayeva) dari Kazakhstan; Silver Hanoman kepada Layu Sebelum Berkembang (Ariani Djalal) dari Indonesia;  Blencong Award bagi Udhar (Tunggul Banjaransari) daro Indonesia; Student Award untuk Blue Eyed Boy (Amir Masoud Soheili) asal Iran;  Community Award kepada Mary is Happy, Mary is Happy (Nawapol Thamrongrattanarit) dari Thailand; dan  NETPAC Award bagi The Naked DJ (Kan Lume) asal Singapura.

JAFF yang semalam ditutup di Empire XXI Yogyakarta diharapkan dapat membantu masyarakat dan filmmaker Asia untuk saling mengenal lebih dekat. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa selama ini film Asia kurang mendapatkan kesempatan untuk bertemu dan dinikmati oleh para penontonnya.

”Film Asia sering punya masalah bertemu dengan penontonnya. Selain kendala distribusi, ada pula kendala lain seperti karena content film tersebut dianggap terlalu radikal, dilarang oleh pemerintah negara film tersebut dibuat, atau karena isu-isu sosial lain yang diangkat. Inilah salah satu peran yang ditawarkan JAFF bagi perkembangan film Asia,” ucap Yosep Anggi Noen yang tahun ini menjadi Juri NETPAC.

Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Festival Director JAFF, Budi Irawanto, “jika melihat respon dari media sosial, nampaknya masyarakat bisa menerima dan menikmati film-film Asia, terutama yang jarang mendapatkan tempat di layar-layar bioskop Indonesia.”

Pada sisi lain, bagi para filmmaker, kehadiran festival seperti JAFF ini sangat penting untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan mereka. “Layaknya seorang petinju yang membutuhkan ring tinju untuk bertanding dan mengasah keterampilannya, JAFF adalah tempat filmmaker meningkatkan kemampuan mereka,” ujar Hanung Bramantyo.

Antusias masyarakat atas JAFF pada tahun ini sendiri terbilang cukup tinggi. Ini terlihat dari jumlah penonton yang mencapai sekitar 6.700 orang selama festival berlangsung dan terdapat pula 33 komunitas yang turut memeriahkan di setiap kegiatan JAFF.



Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.