Setelah berkontribusi dalam film omnibus 3Sum melalui segmen 'Rawa Kucing', sutradara muda Andri Cung siap untuk melebarkan sayapnya di industri perfilman lewat film panjang perdananya, The Sun, The Moon & The Hurricane. Tidak tanggung-tanggung, Andri Cung mengincar festival film bertaraf internasional untuk penayangan filmnya ini.

"Sudah ada beberapa festival yang kita ingin ikuti, tapi nggak enak kalau disebutkan. Nanti saja apabila memang sudah resmi masuk," bebernya. 

Lebih lanjut, Andri juga mengungkapkan bahwa produser film dari The Sun, The Moon & The Hurricane pun belum memutuskan apakah hendak melepas film ini untuk penayangan reguler di bioskop Indonesia atau tidak.

Salah satu yang menjadi kendala, konsep cerita awal dari film yang mengambil lokasi pembuatan di tiga tempat, yakni Bangkok, Bali, dan Jakarta, ini tidak disusun untuk keperluan komersial. 

"Kita ingin meluruskan, kemarin sempat ada berita bahwa film kita akan dirilis di bioskop. Padahal masuk lembaga sensor saja belum. Kita belum memutuskan," jelas Paul Agusta yang bertindak selaku produser.

Dibintangi oleh William Tjokro, Cornelius Sunny, Natalius Chendana, dan Gesata Stella, The Sun, The Moon & The Hurricane berkisah mengenai kehidupan seorang pria bernama Rain (William Tjokro) dalam tiga fase kehidupannya; usia belasan, dua puluhan, dan tiga puluhan. Transformasi Rain dibentuk oleh orang-orang yang dia temui dan tempat-tempat yang dikunjunginya. 

"The Sun, The Moon and The Hurricane itu tiga sosok orang yang ditemui dalam hidupnya. Dia karakternya Rain (hujan), lalu dia melihat tiap orang yang ditemui ini kayak hurricane, badai. Usia belasan relationship itu kayak badai. Tahun 20-an The Sun, happy, menyinari hidupnya. Masuk di 30-an lebih kalem, menenangkan, itu The Moon. Tapi tanpa disadari dia sendiri bertransformasi melewati The Sun, The Moon dan The Hurricane," jelas sutradara peraih Best Asian Short Film di Screen Singapore 2011 melalui Payung Merah ini.