Ketua Lembaga Sensor Film (LSF), Mukhlis PaEni, akan memberi tindakan tegas terhadap film-film yang dilabeli dengan tajuk nyeleneh dan tidak pantas. Melalui "Forum Koordinasi dan Kerjasama LSF dengan Lembaga Penyiaran Televisi dan Production House" yang diselenggarakan di Gedung Film, Jakarta Selatan, sepekan silam, Mukhlis mengimbau secara langsung kepada para rumah produksi agar memilih cara yang lebih bijaksana untuk menarik perhatian penonton ketimbang memajang judul-judul aneh yang terkadang juga tidak memiliki korelasi dengan isi cerita.

"Judul-judul aneh yang terakhir bikin pusing, Aku Dimadu dengan Mantan Ibu Tiriku atau dulu Skandal Cinta Babi Ngepet. LSF terpaksa tak hanya akan edit tayangan, tapi juga judul. Mulai hari ini LSF tak akan terima judul-judul aneh. Masyarakat kita sudah sakit, jadi jangan menambah," ujarnya kepada para produser film dan peserta forum. 

Mukhlis pun mengakui bahwa akhir-akhir ini dia sering menerima film-film dengan judul yang membuat dahi mengerut. Beberapa tindakan pencegahan telah dilancarkannya, salah satunya dengan menegur secara langsung kepada para produser yang memakai judul-judul ajaib untuk film. 

Tapi yang lantas menjadi pertanyaan adalah bagaimana jika judul suatu film yang telah memeroleh izin dari direktorat film tidak mendapat restu dari LSF? Untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Gope Samtani dari Rapi Film ini, Firman Bintang selaku Wakil Ketua Komisi B LSF yang membidangi evaluasi dan sosialisasi mengatakan akan melakukan koordinasi pihak terkait.

Firman Bintang juga lantas menuturkan bahwa dia telah memberikan catatan khusus kepada produser yang dianggap sering memakai judul-judul film yang dinilai tak pantas. "Ada produser yang judul filmnya Santet Celana Dalam. Setelah direvisi dia ganti judulnya Santet CD. Ada lagi Hantu Cantik kok Ngompol. Itu nggak punya hati," kata Firman.

Jadi, mari kita ucapkan selamat tinggal kepada judul-judul film semacam Hantu Puncak Datang Bulan, Rintihan Kuntilanak Perawan, dan Dendam Pocong Mupeng?