Di tengah derasnya film-film keluaran Amerika yang membanjiri bioskop kita, kehadiran Festival Sinema Perancis memang bagai oase bagi yang dahaga akan film-film yang "berbeda". Dimulai di tahun 1996, Festival Sinema Perancis yang merupakan festival film asing pertama di Indonesia, menawarkan berbagai judul film untuk masyarakat Indonesia yang ingin mengertahui perkembangan industri film Perancis.

Di tahun 2013, memasuki usianya yang ke-18, Festival Sinema Perancis kembali membawa berbagai film yang bisa disimak. Tahun ini festival bekerjasama dengan Cinema XXI/21 dan acara “Rendez-vous with French Cinema” di Singapura, mempersembahkan delapan film terbaru Prancis yang belum pernah diputar di Indonesia, dari berbagai genre: laga, horor, polisi, drama, fantastis, romantis, komedi dan animasi.

Beberapa sutradara Prancis juga akan hadir di Jakarta untuk memberikan masterclass bagi para sineas muda Indonesia.

Festival Sinema Perancis akan digelar dari tanggal 5 hingga 8 Desember 2013 yang hadir tidak hanya di Jakarta, namun juga beberapa kota besar Indonesia lainnya; Bali, Balikpapan, Bandung, Makasar, Malang, Medan, surabaya dan Yogyakarta.

Sebagaimana biasa, Festival Sinema Perancis punya tiga program utama, yaitu Panorama, Retrospektif, dan Kompetisi Film Pendek Indonesia.

Panorama:

Panorama adalah program pemutaran film-film Prancis terpilih yang diproduksi dalam jangka waktu dua tahun terakhir dan belum pernah diputar di Indonesia. Tahun ini seleksinya sangat beragam, mencakup komedi, thriller, horor, hingga animasi. Ada delapan film yang ditayangkan di sesi ini dengan highlight adalah L’écume des Jours (Mood Indigo), karya termutakhir dari Michel Gondry (Eternal Sunshine of the Spotless Mind, Be Kind Rewind) yang dibintangi oleh Audrey Tautou. Jangan lewatkan pula Möbius yang dibintangi pemenang Oscar berkat film The Artist, Jean Dujardin.

Retrospektif:

Tahun lalu Festival Sinema Perancis cukup sukses dengan program Retrospektif film-film Olivier Assayas, maka tahun ini dipersembahkan empat film dari Abdellatif Kechiche, yang memeroleh Palme d’Or di Festival Film Cannes 2013 berkat film terbarunya, Blue Is The Warmest Colour (La vie d’Adèle). Meski film yang tengah diperbincangkan itu kali ini tidak tayang, akan tetapi pastinya akan sangat menarik untuk melihat perkembangan karya Abdellatif Kechiche, terutama bagi yang belum pernah menyaksikan.

Kompetisi Film Pendek Nasional:

Bagi sineas muda Indonesia, Kompetisi Film Pendek ini merupakan batu loncatan yang memungkinkan mereka memperkenalkan karyanya kepada para sineas profesional dan masyarakat luas. Delapan film pendek yang lolos pra seleksi akan diputar di bioskop-bioskop XXI/21 dan sutradara terbaik, seperti tahun lalu, akan dikirim oleh IFI ke ajang festival film pendek internasional paling bergengsi di Clermont-Ferrand, Prancis. Tidak hanya itu, untuk pertama kalinya tahun ini, penulis skenario terbaik akan mendapatkan pelatihan intensif selama sebulan di sekolah sinematografi l’Ecole Nationale Supérieure Louis-Lumière di Prancis.

Untuk jadwal, sinopsis, dan informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi laman resmi Festival Sinema Perancis di festivalsinemaprancis.com atau follow twitternya di twitter.com/IF_Indonesia

Trailer Festival Sinema Perancis: