Feature


Senin, 23 September 2013 - 02:59:58 WIB
Feature: Jalan Hidup Almarhum Iqbal Rais di Perfilman Indonesia
Diposting oleh : Titis Sapto Raharjo (@titisapto) - Dibaca: 4197 kali

Kabar duka menyelimuti dunia perfilman Indonesia ketika salah satu sutradara muda yang sudah merilis 10 judul film dari tahun 2008 termasuk trilogi The Tarix Jabrix, Iqbal Rais dipanggil Sang Kuasa pada Minggu, 22 September 2013 jam 22:15 di Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya. 

Iqbal Rais tutup usia pada usia 29 tahun karena penyakit leukimia yang dideritanya dari tahun 2011. Almarhum disemayamkan di rumah duka, Jln. Kebraon Barat Blok CL No.2 Samping Masjid Luhur, Karang Pilang Surabaya dan akan dimakamkan pada Senin, 23 September setelah Dzuhur.

Karir Iqbal Rais di dunia perfilman Indonesia bisa dibilang cukup cemerlang. Ia memulai terjun di dunia film sejak duduk di bangku kuliah, Iqbal aktif membuat film pendek walaupun jurusan di kampusnya, UNAIR bukanlah film. Tidak puas dengan hanya aktif di Surabaya, Ia memutuskan hijrah ke Jakarta dengan bekal untuk menimba ilmu lebih dalam lagi dan gayung bersambut ketika pesan singkatnya kepada sutradara Hanung Bramantyo (yang sudah dikenalnya) di situs jejaring sosial, Friendster tentang keinginannya untuk mengetahui soal dunia film disambut baik oleh Hanung dengan menyuruh Iqbal bermain ke Dapur Film (rumah produksi dan komunitas film milik Hanung).

Setelah itu, Iqbal mulai magang di rumah produksi Dapur Film untuk film Jomblo (2005) bersama Ringgo Agus Rahman. Saat itu Iqbal dipercaya menjadi asisten sutradara. Kinerjanya yang bagus dan kemauannya yang keras untuk terus belajar menjadi sutradara membuatnya terlibat menjadi astrada lagi di film yang dibintangi Hanung selanjutnya. Lentera Merah (2006) dan Ayat-Ayat Cinta (2008) menjadi lonjakan karir Iqbal untuk menjadi sutradara besar Indonesia berikutnya.

Pada tahun 2008, produser rumah produksi Starvision, Chand Parwez meminta Hanung untuk membuat film komedi namun proyek itu diberikan kepada Iqbal Rais untuk menyutradarai-nya dengan jaminan nama Hanung dan ia terlibat untuk melakukan supervisi. Proyek film komedi tentang band The Changcuters, The Tarix Jabrix sukses berat dengan meraih 900.000 penonton dan melambungkan nama Iqbal Rais di belantika perfilman Indonesia sebagai salah satu sutradara muda berbakat Indonesia.

Setelah The Tarix Jabrix, Iqbal membesut film keduanya di tahun 2008 mengangkat kehidupan petugas pemadam kebakaran, Si Jago Merah. Tidak lama dari situ, melihat kesuksesan film pertamanya, sekuel The Tarix Jabrix berjudul The Tarix Jabrix 2 dirilis di tahun 2009. Setelah itu, Iqbal aktif menyutradarai film. Dalam satu tahun, ada 2 judul film yang dirilis. Bukan Malin Kundang dirilis di akhir 2009. Tahun 2010 juga dilalui Iqbal dengan merilis 2 film, Sehidup (Tak) Semati dan Senggol Bacok.

Perjalanan karir Iqbal tidak berjalan semulus kesehatan dirinya. Semenjak pertengahan 2011, kondisi tubuh Iqbal mudah letih, sering pusing dan sering pucat. Ketika ia memeriksakan kondisi tubuhnya ke salah satu dokter, analisis yang diterima adalah Iqbal menderita anemia. Namun setelah diberikan obat, kondisi Iqbal tidak kunjung pulih. Sampai akhirnya Iqbal ikut dengan kedua orang tua Iqbal yang akan melakukan medical check-up di Malaysia. Dari hasil pemeriksaan kesehatan itulah tidak disangka dokter memberi vonis, Iqbal terkena leukimia sehingga Ia harus melakukan pengobatan dan kemoterapi di Malaysia. Usaha kemoterapi yang dilakukan Iqbal dari Januari hingga Agustus 2012 berbuah manis, Iqbal dinyatakan dalam tahap remisi (pengobatan untuk menghilangkan tanda-tanda leukimia dalam tubuh dan menghilangkan gejalanya dianggap berhasil).

Kesembuhan Iqbal disertai oleh giatnya kembali Ia di dunia perfilman Indonesia. 8 bulan tidak aktif membuat Iqbal lupa diri dan bekerja terlalu keras, lupa bahwa Ia masih menyimpan sel-sel Leukimia aktif yang belum hilang benar. Hasil kerja keras Iqbal setelah masa penyembuhan sangatlah baik, Ia berhasil membesut 2 film berjudul Radio Galau FM (2012) dan Kata Hati (2013). Bahkan Radio Galau FM dibesutnya di sela-sela kemoterapi-nya. Namun, kerja keras Iqbal tidak dibarengi dengan kesembuhan total dirinya. Kondisi Iqbal kembali melemah setelah merampungkan Kata Hati, bahkan dokter di Malaysia memvonis Iqbal bahwa Leukimia dalam diri Iqbal kembali kambuh atau dalam masa relaps. Dalam penyakit Leukimia, kondisi relaps biasanya lebih berbahaya dibandingkan masa pertama terkena vonis. Penyembuhan akan memakan waktu lebih lama.

Proyek film Operation Wedding yang kala itu harusnya disutradari oleh Iqbal Rais, terpaksa harus dialihkan ke Monty Tiwa karena Iqbal harus fokus menjalani kemoterapi dan pengobatan kembali. Malang tidak dapat ditolak, umur tidak dapat ditebak. Usaha Iqbal Rais untuk sembuh dari Leukimia harus berakhir pada Minggu malam (22/9) tadi di kampung halamannya, Surabaya. Iqbal dipanggil menghadap Sang Kuasa pada umur 29 tahun. 

Mimpi Iqbal untuk membuat 2 film yang berjudul Hati Borneo mengenai kehidupan seseorang menghadapi suatu penyakit dan Kamu Sekuat Aku yang diangkat dari novel karya Ashni Sastrosubroto mengenai pasien pengidap Leukimia pupus sudah. Seperti ending di film Hati Borneo dimana tokoh utama akhirnya meninggal dunia, Iqbal seperti masuk ke karakter tokoh itu dengan hati sekuat Borneo untuk melawan penyakit yang dideritanya. Mungkin di kesempatan mendatang, akan datang satu sineas lain yang akan mengangkat kehidupan luar biasa Iqbal Rais ini menjadi sebuah film dan judul yang paling tepat adalah Hati Borneo.

Selamat jalan, Iqbal Rais. Semoga tenang di alam sana. Kami semua akan selalu mengenang karya-karya terbaikmu!

Filmografi Iqbal Rais sebagai sutradara:


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.