Feature


Selasa, 16 Juli 2013 - 00:57:34 WIB
The Escape, Wakil Indonesia di IT Project NAFF PiFAN 2013
Diposting oleh : Titis Sapto Raharjo (@titisapto) - Dibaca: 4920 kali

Perfilman Indonesia mulai bangkit di kancah perfilman Internasional. Terutama di genre fantastic yang sampai sekarang menjadi genre ‘anak tiri’ tapi terbukti masih banyak dilirik oleh pasar global. Salah satu festival internasional yang paling bergengsi adalah Puchon International Fantastic Film Festival (PiFan) di Korea. Dimulai tahun 1997, sampai sekarang menjadi festival film internasional yang diminati pecinta film di seluruh dunia sekaligus menjadi ajang sineas dari berbagai negara untuk mempromosikan filmnya.

Film Indonesia bahkan sudah beberapa kali terpilih diputar pada festival ini, diantaranya film “Merantau”, “Kala”, “Macabre (Rumah Dara)”, “The Raid”, Modus Anomali”, dan “Belenggu”. Semua film itu mendapat respon positif dari kritikus Internasional. Salah satu program PiFan adalah Network of Asian Fantastic Films (NAFF), yaitu program untuk sineas yang memasukkan project filmnya untuk bisa didanai dari mulai produksi sampai paska produksi. Tahun 2012 lalu, projectBlue Blood” dari Billy Christian berkolaborasi dengan penulis skenario Adi Baskoro dan produser Vera Lasut menjadi pemenang NAFF. Saat ini “Blue Blood” sedang memulai proses produksi, sekaligus menjadikan film Indonesia yang paling dinantikan perilisannya.

Tahun ini, Indonesia masuk kembali menjadi kandidat di program "IT Project NAFF - PiFAN". Kali ini project datang dari sutradara Nicholas Yudifar (“HI5TERIA” dan “Mocca: Life Keeps on Turning”) berjudul “The Escape”, bekerjasama dengan penulis skenario Baskoro Adi Wuryanto yang juga menulis skenario “Blue Blood”, produser Shirley Tamara, dan diproduksi oleh Goodnews Film dan Traffic Production. Suatu kebanggaan Indonesia masih dipercaya menjadi kandidat di ajang paling bergengsi skala internasional ini dan menjadi kali kedua penulis skenario Baskoro Adi Wuryanto lolos menjadi kandidat.

NAFF 2013 akan diselenggarakan di Koryo Hotel Buncheon, Komacon – Korea dari tanggal 21 – 24 Juli 2013. “The Escape” adalah satu-satunya kandidat dari Indonesia yang akan berhadapan bersama 20 kandidat lain dari Hong Kong, Taiwan, Thailand, USA, Malaysia, Jerman, Korea, Singapura, Yunani, dan Polandia. Dengan keberangkatan mereka ke program NAFF di Korea, mereka berharap agar perfilman Indonesia untuk terus dilirik ke kancah Internasional karena Indonesia juga bisa membuat film berkualitas. Selain untuk mengharumkan nama bangsa, diharapkan project The Escape memperoleh penghargaan dari juri NAFF – PiFan. Namun yang utama tentu saja, memperoleh apresiasi seluas-luasnya dari dunia internasional.

Ditemui di Tjikini Café pada hari Kamis lalu (11/7), Nicholas Yudifar mengatakan bahwa ide membuat The Escape sudah datang dari 2 tahun lalu ketika Nicho dan Baskoro sedang mengembangkan cerita untuk omnibus Hi5teria, namun waktu itu cerita hanya difokuskan untuk film pendek. Nicho menambahkan bahwa ide film ini didapat dari obrolannya dengan para Tenaga Kerja Wanita (TKW) ketika sedang transit di Dubai, dari obrolan itu Nicho mengungkapkan fakta-fakta permasalahan pada tenaga buruh ini sangatlah pelik dan tidak banyak terungkap oleh media maupun publik. Fakta yang ditemukan oleh Baskoro bahkan cukup mengejutkan bahwa di Malaysia pada tahun 2008 ada sebanyak 1020 kasus kekerasan pada tenaga buruh migran wanita dengan jumlah 200 orang meninggal, dan fakta ini tidak terungkap oleh publik. Lewat film ini, Nicho dan Baskoro mencoba untuk menceritakan kisah salah satu tenaga buruh wanita Indonesia yang sedang berjuang menyelamatkan hidupnya, dibalut dalam cerita drama thriller dengan bumbu slasher.

Tim Goodnews Film dan Traffic Production akan berangkat dan mempresentasikan The Escape dari 19-24 Juli 2013. Melawan 19 kandidat lain dari berbagai negara, Nicho mengatakan bahwa merupakan suatu kehormatan bisa mewakili Indonesia dalam project PiFan tahun ini karena tahun lalu Indonesia masuk dalam project spotlight di PiFan sehingga ada 5 project yang diperlombakan, beda dengan tahun ini ketika The Escape berjuang sendiri melawan project-project dari Negara lain. “It’s a free fight, hope we can make the best out of it”, lanjut Nicho. Indonesia sendiri sudah pernah memenangkan "It Project" di PiFan pada tahun 2011 lewat Modus Anomali yang disutradarai oleh Joko Anwar. Modus Anomali sendiri sudah rilis pada 2012 dan berkeliling dunia ke festival-festival film internasional seperti SXSW dan Sitges.

The Escape” sendiri adalah film ber-genre drama/thriller bercerita tentang buruh wanita Indonesia yang mengalami siksaan di Malaysia. Berusaha melarikan diri dari majikannya, buruh ini menemukan rahasia besar yang membahayakan dirinya sendiri. Film ini nantinya akan merupakan kritik agar buruh migran Indonesia berhati-hati karena betapa bahayanya menjadi buruh migran luar negri dengan cara ilegal. Diharapkan film ini menjadi hiburan sekaligus menjadi masukan untuk para buruh migran.


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.