Festival Film Solo (FFS) 2013, sebuah perhelatan akbar bagi film-film pendek di kota Solo, sukses digelar pada 1-5 Mei 2013 di Teater Besar ISI Surakarta. Pada penyelenggaraan kali ini, tercatat ada sekitar 189 film pendek yang mendarat di meja panitia untuk kemudian disusutkan menjadi 34 film fiksi pendek oleh tim kurator. Total jenderal, bersama dengan film dari program khusus, FFS 2013 memutar 48 film dengan jumlah penonton mencapai angka 5.452 yang mana mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya yang 'hanya' menjaring 4.142 penonton. Ini tentu sesuai dengan apa yang ditargetkan sebelumnya.
“Angka 5000 penonton bukan hal yang mustahil bagi kami. Meski kami menggelar festival ini dengan sederhana, namun terbukti banyak penonton yang hadir dari berbagai kota di Indonesia. Masyarakat beranjak mencintai film pendek,” ujar Ana Maharani, Koordinator Pemutaran Festival Film Solo.
Minat masyarakat yang tinggi terhadap penyelenggaraan FFS kali ini bisa jadi disebabkan oleh beragamnya tema yang diangkat oleh film-film pendek yang diputar tahun ini. “Tahun ini, film-film yang kami putar memiliki tema yang sangat beragam, dan yang dominan adalah film-film dengan tema sosial yang kuat dan mampu melibatkan emosi penonton,” jelas Ana. Isu sosial yang diangkat di antaranya tentang disfungsi keluarga, dunia anak-anak, kejahatan jalanan, human trafficking, dan beberapa isu lain yang cukup sensitif namun sangat mungkin untuk diangkat dalam film pendek.
“Festival Film Solo mempercayai bahwa kekuatan film pendek salah satunya adalah dalam kecepatan dan kemampuannya untuk merespon, mencandai, mentertawakan kekonyolan-kekonyolan dan ketidakpatutan sosial yang terjadi di sekitar kita," imbuh Ana.
Dari ke-34 film tersebut, tim kurator yang terdiri dari dari Adrian Jonathan Pasaribu, Fanny Chotimah, Ayu Mitha Radila dan Ronny P. Tjandra, juga telah memilih masing-masing empat film yang menjadi Nominasi untuk Kategori Ladrang (Umum-Nasional) dan Kategori Gayaman (Pelajar-Nasional). Untuk penentuang pemenang, diserahkan kepada penilaian masing-masing juri di setiap kategori. Pada Ladrang, terdapat Seno Gumira Ajidarma, Ifa Isfansyah dan Hikmat Darmawan. Sementara di Gayaman diisi oleh Benny Benke, Senoaji Julius dan Astu Prasidya.
Berikut ini adalah daftar nominasi serta pemenang untuk setiap kategori:
* LADRANG
Sinema Purnama (Andra Fembriarto, Pamulang)
Liburan Keluarga (Tunggul Banjaransari, Solo)
Halaman Belakang (Yusuf Radjamuda, Palu)
On The Way (Jeihan Angga, Solo).
* GAYAMAN
Lawuh Boled(Misyatun, Purbalingga)
Nitisara (Rana Maulidia Hadi, Batu),
Asmaus Kronistus Nularus (Dito Tunjung Parahyta, Tangerang)
Hanacaraka (Yasin Hidayat, Purbalingga)
Pada Malam Puncak yang diselenggarakan di Teater Besar ISI Surakarta pada 5 Mei 2013, Halaman Belakang karya Yusuf Radjamuda dari Palu dinyatakan sebagai pemenang di kategori Ladrang sementara untuk kategori Gayaman dimenangkan oleh Misyatun dari Purbalingga melalui film Lawuh Boled.
Selain kedua film tersebut, penghargaan khusus juga diberikan kepada Sinema Purnama karya Andra Fembriarto oleh para juri Ladrang karena dianggap memiliki sikap politik yang berani dan DBD-Diet B4 Die karya Budi Pasadena sebagai peraih sabuk juara Tarung Solo. Tarung Solo sendiri merupakan kompetisi khusus film-film pendek dari kota penyelenggara yang penentuan pemenangnya dilakukan melalui pemungutan suara. DBD-Diet B4 Die menang telak dengan mengumpulkan 132 suara menumbangkan Blipblip (Bani Nasution) dan Damn It V (Alvin Ramanadey).