Feature


Selasa, 02 April 2013 - 15:50:02 WIB
Suka Duka Kado Tawa Finding Srimulat Untuk Solo
Diposting oleh : Taufiqur Rizal (@TarizSolis) - Dibaca: 1658 kali

30 Maret 2013 yang bertepatan dengan Hari Film Nasional seharusnya menjadi momen bersejarah bagi keluarga besar 'Finding Srimulat’ karena pada hari itu mereka menggelar ‘Kado Tawa Untuk Solo’ yang terdiri dari serangkaian acara termasuk pawai keliling kota Solo serta pemutaran perdana film ‘Finding Srimulat’ dalam bentuk layar tancap di Lapangan Pura Mangkunegaran. Acara ini diselenggarakan sebagai wujud ucapan rasa terima kasih kepada warga Solo atas dukungan penuh yang telah mereka berikan selama proses syuting film berlangsung.

Sayangnya, sekalipun niatan MagMa Entertainment selaku rumah produksi sungguh mulia, Tuhan rupanya mempunyai kehendak lain. Sejak menjelang Maghrib hingga sekitar pukul 20.00 WIB, hujan lebat mengguyur kota Solo. Segala bentuk kemeriahan yang muncul sejak siang hari pun perlahan tapi pasti memudar digantikan dengan kekecewaan dan kesedihan. Layar berukuran 8x3 meter dengan sound system berkapasitas 40 ribu watt dan proyektor 30 ribu ansi lumens lantas dibongkar tatkala rintik-rintik hujan mulai sirna. Konferensi pers pun digelar di Omah Sinten Heritage Hotel and Resto, Solo, menyusul dibatalkannya acara puncak.

"Kami sudah berusaha maksimal untuk memberikan kado tawa ini kepada masyarakat Solo. Tapi dengan genangan air ini, kabel-kabel yang basah berisiko korslet dan membahayakan warga," ujar Charles Gozali, sutradara Finding Srimulat, dengan raut muka kecewa yang tidak bisa disembunyikan.

Tidak hanya Charles Gozali yang terlihat sangat sedih. Beberapa pemain Srimulat yang hadir dalam konferensi pers pada Sabtu (30/3/2013) malam, seperti Djujuk Juwariyah, Gogon, dan Kabul Basuki, juga terlihat terpukul. Sebuah momen bersejarah yang menandai kembalinya Srimulat ke panggung hiburan, atau dalam hal ini di hadapan masyarakat Solo, gagal diukir. Ini adalah sesuatu yang telah mereka mimpikan sejak jauh-jauh hari. Mengetahui bahwa impian mereka ternyata belum memperoleh restu dari alam semesta, maka sesuatu yang wajar ketika kekecewaan dan kesedihan melanda diri.

Pun demikian, the show must go on. Sekalipun layar tancepan gagal dihelat, pemutaran perdana untuk rekan-rekan media, blogger, warga Solo, serta pecinta Srimulat dari luar kota dengan antusiasme tinggi, tetap dilaksanakan di Ruang Sinema Omah Sinten. Kapasitas ruangan yang terbatas tidak menyurutkan niat untuk menyaksikan film yang dibintangi oleh Reza Rahadian dan Rianti Cartwright ini.

Beberapa penonton yang tidak kebagian tempat duduk, rela untuk berdiri atau duduk lesehan selama kurang lebih 100 menit. Kemuraman yang semula menghiasi wajah keluarga besar ‘Finding Srimulat’ seketika sirna menyaksikan kebersamaan yang terjalin di antara para pecinta Srimulat di ruangan tersebut. Rasa bahagia dan lega pun seketika menyelimuti saat film berakhir, lampu dinyalakan, dan penonton serempak memberikan tepuk tangan meriah yang sangat panjang. Finding Srimulat sukses membuat penonton tertawa tergelak-gelak serta menyeka air mata.

Walaupun layar tancepan batal hadir karena hujan yang sedang bersemangat mengguyur kota Solo, akan tetapi, untungnya, pawai keliling kota Solo tetap berjalan sesuai rencana. Pawai dimulai pada pukul 16.00 WIB dimulai dari Omah Sinten, berlanjut ke Jalan Slamet Riyadi, Jalan Warung Palem, Jalan Kapten Mulyadi, dan berakhir di tempat semula. Menggunakan beberapa kendaraan jeep serta sebuah bus tingkat ‘Werkudara’, pawai berjalan meriah. Warga Solo pun berduyun-duyun dengan antusias ke jalan raya untuk menyaksikan pawai.

Nampak sejumlah warga yang bersemangat melambaikan tangan kepada peserta pawai – yang terdiri dari Reza Rahadian, bintang Srimulat (Bu Djujuk, Gogon, Tessy), Charles Gozali, kru film, dan wartawan – serta serombongan gadis remaja yang histeris lantaran dapat melihat Reza Rahadian, dari jarak dekat. Benar-benar meriah, seru, dan menyenangkan. Para wartawan dan kru film yang bergabung dalam pawai di bus tingkat pun mendapat pengalaman tersendiri. Di samping mendapat kehormatan untuk ‘city tour’ secara cuma-cuma dengan menumpangi bus tingkat yang disediakan khusus oleh Pemkot Solo, mereka pun mendapatkan ‘tantangan’ untuk menghindari ranting-ranting pohon yang senantiasa ‘menyerang’ saat bus menghadapi pohon-pohon besar yang menghiasi jalanan kota Solo. Selamatkan kepalamu dari amukan ranting pohon!

Meski pada akhirnya pesta rakyat yang telah dirancang dengan matang tersebut tidak berjalan sesuai rencana, Charles Gozali dan rekan-rekan masih dapat menyunggingkan senyuman serta memanjatkan syukur atas kesuksesan pawai dan sambutan meriah saat pemutaran terbatas perdana film ‘Finding Srimulat’. Mereka pun telah mencatatkan sejarah baru dalam perfilman Indonesia era modern dengan turun langsung ke lapangan menyapa khalayak ramai demi kebutuhan promosi, mencontoh langkah promosi dari film-film Indonesia di dekade 80’an, hanya saja minim penyebaran flyer. Unik!

Inilah beberapa momen yang berhasil Flick Magazine rekam kala menghadiri rangkaian acara 'Kado Tawa Untuk Solo'.

FS

FS1

FS2

FS3

FS4

FS5

FS6

FS7

FS8

FS9

FS10


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.