Apakah Anda termasuk salah satu dari sekian ratus ribu pembaca yang meneteskan air liur dan perut turut berdendang kala membaca deskripsi Dewi Lestari perihal cara pembuatan roti dan varian jenis roti dalam cerpen Madre yang sangat detil? Apakah setelah menuntaskan cerpen yang tergabung dalam sebuah buku setebal 176 halaman tersebut Anda lantas dibuat penasaran dengan rupa dan rasa roti sourdough? Dan... Apakah seusai dibuat terpana (atau berbagai reaksi lainnya) oleh cara bertutur Dee - nama pena Dewi Lestari - Anda lantas bertanya-tanya (sekaligus berharap), akankah ada yang berminat untuk mengangkatnya ke layar lebar? Apabila Anda benar-benar ingin melihat wujud si biang adonan yang diberi nama Madre serta varian jenis roti di Toko Roti Tan De Bakker saat tampil di layar lebar, maka keinginan Anda akan segera terwujud.
Setelah Perahu Kertas sukses berlayar di bioskop tahun lalu, di kuartal pertama 2013 ini, Dee telah merelakan dua karyanya, Rectoverso dan Madre, untuk diterjemahkan ke dalam bentuk bahasa gambar. Sesuai dengan judul artikel dan paragraf pembuka, maka artikel ini akan sedikit mengupas mengenai versi film dari Madre yang teaser poster perdananya baru saja dipublikasikan. Ditunjuk sebagai sutradara sekaligus bertanggung jawab dalam penulisan naskah adalah Benni Setiawan, peraih piala Citra untuk kategori sutradara terbaik melalui 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta. Sementara untuk jajaran pemainnya diramaikan oleh Vino G. Bastian, Laura Basuki, Didi Petet, dan Titi Qadarsih.
Madre mengisahkan bagaimana sejarah hidup seseorang berubah dalam sehari hanya dengan sebuah kunci lemari es yang berisi adonan biang roti berumur 70 tahun bernama “Madre”. Dalam perjalanannya Madre mampu mengubah nasib dan arah masa depan Tansen – remaja berusia 27 tahun tanpa persiapan apapun. Berawal dari wafatnya yang bernama Tan Sin Gie, seorang kakek keturunan Tionghoa. Beliau memberikan sebuah warisan kepada Tansen, cucunya – pemuda berusia 27 tahun. Selama ini Tansen tak pernah tahu kalau seperempat darah miliknya berasal dari kakeknya yang beretnis Tionghoa dan seperempat darah India dari neneknya. Keduanya meninggalkan sebuah warisan bernama Madre yang dalam hal ini merupakan biang roti yang sangat tua. Sang kakek yakin, hanya keturunan langsungnya yang dapat menghidupkan kembali toko roti yang sudah berdiri sejak tahun 60-an dan kini berhenti beroperasi. Tansen seorang surfer yang memilih hidup bebas tanpa jeratan rutinitas. Ia terobsesi untuk mencari ombak tertinggi untuk ditaklukan. Hanya satu rutinitas yang baru dua tahun ini, ia tekuni, membagi pengalamannya pada sebuah blog yang diberi nama “Sang Pencari Ombak”. Tansen bertemu dengan pembaca blognya yang juga pengusaha toko roti ‘Fairy Bread’ bernama Meilan Tanuwidjaja. Awalnya Mei tertarik untuk membeli Madre, tapi akhirnya ia memutuskan untuk bekerja sama dengan Tansen menjual roti klasik. Hubungan kerjasama ini berubah menjadi hubungan yang istimewa, ada benih-benih cinta yang tumbuh diantara mereka.
Film teranyar dari Benni Setiawan ini siap untuk disajikan kepada para penikmat film mulai 28 Maret 2013 di seluruh bioskop Indonesia. Apabila Anda sudah tidak sabar untuk segera menyantapnya, cicipi dulu teaser poster resminya yang 'fresh from the oven' ini.
Teaser poster