Feature


Sabtu, 27 Oktober 2012 - 09:37:29 WIB
Penjelasan Daniel Day-Lewis tentang Suara Lincoln
Diposting oleh : Shinta Setiawan (@ssetiawan) - Dibaca: 3572 kali

Saat trailer pertama film Lincoln (2012) menampilkan pidato yang dibawakan oleh Daniel Day-Lewis sebagai Abraham Lincoln, banyak orang yang terkejut dengan suara yang digunakan oleh sang aktor. Banyak yang membayangkan bahwa presiden Amerika Serikat ke-16 ini akan memiliki suara bariton yang dalam. Tetapi dalam film ini, Day-Lewis justru membawakan suara Lincoln dengan suara yang lebih halus dan ringan dengan nada yang tinggi. Apa alasan Day-Lewis untuk memilih menggambarkan Lincoln seperti ini?

Dalam Q&A yang dilangsungkan di New York minggu ini, aktor pemenang dua piala Academy Awards ini menjelaskan pilihan yang telah diambilnya. Day-Lewis memang terkenal sebagai sosok yang selalu melakukan persiapan matang sebelum melakonkan sebuah peran. Karena itu, tak heran bahwa dalam Lincoln ia pun melakukan riset sebelum berperan sebagai sosok sang presiden legendaris.

“Ya, Anda mencari petunjuk-petunjuknya, seperti dalam aspek pekerjaan yang lainnya,” ujarnya. “Anda memulai dengan tempat-tempat yang mungkin telah membuat perbedaan besar dalam hidupnya. Kentucky, Indiana, dan Illinois dan negara-negara bagian lain dari mana dirinya berasal. Ada beberapa rekaman awal, tetapi tidak ada rekaman yang baru—untungnya bagi saya, jadi tidak ada yang secara jelas bisa mengatakan bahwa suaranya [Lincoln] tidak seperti itu.”

Meski ada beberapa catatan baru tentang deskripsi dari suara Lincoln, tapi Day-Lewis cenderung untuk berpikir bahwa sang presiden justru memiliki suara unik yang membuat para pendengarnya lebih memperhatikan apa yang dikatakannya.

“Saya cenderung untuk berpikir bahwa memiliki suara yang lebih tinggi, suara yang cenderung ditemukan dalam head tones, telah membantunya [Lincoln] untuk mencapai lebih banyak orang dalam pidatonya. Pidato politik dulunya adalah bagian yang sangat penting dari hidup mereka, kadang-kadang mereka bicara selama dua jam tanpa catatan, dan saat itu mungkin ini merupakan kegiatan rutin.”

Tapi, bila jawaban itu ternyata tak cukup, Day-Lewis juga mengatakan bahwa sebagian dari keputusan itu juga merupakan pilihan artistik yang diambilnya sendiri. “Di luar itu, saya rasa ini mungkin hanya hasil dari daya khayal saya.”


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.