Film The Cabin in the Woods (2011) mungkin bukan merupakan tontonan yang dapat dicerna oleh semua orang. Namun, bila Anda adalah penggemar film horor sejati, sulit untuk tidak menyukai, atau minimal terhibur oleh film ini. Setelah beberapa tahun tidak jelas nasibnya akibat krisis yang merundung MGM, The Cabin in the Woods akhirnya diselamatkan dari gudang oleh Lionsgate dan mendapat kesempatan distribusi. Tak hanya sejarahnya saja yang menarik, The Cabin in the Woods juga menyimpan beberapa trivia unik. Ingin tahu beberapa fakta di seputar film ini? Inilah sepuluh trivia tentang film The Cabin in the Woods.
Spoiler Alert: Artikel ini berpotensi mengandung spoiler. Jangan lanjutkan membaca apabila Anda belum menonton The Cabin in the Woods.
1. Produksi film The Cabin in the Woods dimulai tanggal 9 Maret sampai 29 Mei 2009. Lokasi shooting yang digunakan adalah Vancouver, British Columbia. Meski awalnya sempat dihadang masalah cuaca, produksi tetap dapat dilanjutkan dengan lancar.
2. Joss Whedon terkenal karena sering mengisi timnya dengan merekrut orang-orang yang sudah pernah berkolaborasi dengannya. Dalam film ini, Whedon dan Goddard kembali melakukannya dengan merekrut beberapa nama yang sudah tak asing. Selain dua casting director, Amy McIntyre Britt dan Anya Colloff, Whedon dan Goddard juga merekrut Lisa Lassek, editor yang pernah terlibat dalam serial televisi Angel, Firefly, dan film Serenity (2005). Sang desainer kostum, Shawna Trpcic pernah terlibat dalam Angel, Firefly, Dollhouse, dan Dr. Horrible’s Sing Along Blog. Sementara itu, Martin Whilst merupakan production designer di film Cloverfield (2008).
3. Sejak awal, Drew Goddard sudah mengincar Peter Deming untuk menjadi Director of Photography untuk The Cabin in the Woods. Salah satu faktornya tentu saja karena dengan cerita yang dihadirkan dalam ini, Deming yang sudah pernah terlibat sebagai DoP di film seperti Evil Dead 2 (1987) dan Scream 2 (1997) merupakan pilihan yang sempurna. Beruntung, Deming ternyata adalah sahabat baik dari kepala produksi The Cabin in the Woods sehingga mereka bisa merekrutnya dengan cepat.
4. Untuk aktornya, Goddard juga sudah lama mengincar Richard Jenkins untuk memerankan Sitterson, bos yang merajai ruang kontrol. Tidak butuh waktu lama bagi Goddard untuk meyakinkan Jenkins untuk menerima peran ini. Setelah mengirimkan naskahnya pada Jenkins suatu hari di Jum’at malam, Jenkins langsung menelpon Goddard di Senin pagi untuk menyatakan antusiasmenya untuk bergabung dengan proyek ini.
5. Setelah Jenkins resmi bergabung, tak lama kemudian Bradley Whitford juga menyatakan bahwa ia menerima tawaran untuk berperan sebagai rekan Sitterson yang bernama Hadley. Fungsi Sitterson dan Hadley dalam The Cabin in the Woods adalah untuk menggambarkan kehadiran Whedon dan Goddard sebagai penulis cerita dalam film ini. “Siapapun yang berpikir bahwa Drew [Goddard] dan saya bukanlah Hadley dan Sitterson jelas belum pernah bertemu dengan kami,” kata Whedon.
6. Proyek The Cabin in the Woods juga cukup beruntung karena mereka berhasil mendapatkan Chris Hemsworth untuk berperan sebagai Curt dalam film ini sebelum popularitasnya meledak sebagai pemeran Thor. Yang menarik, Hemsworth mendapatkan peran ini bahkan sebelum ia mendapatkan naskahnya. Meski menerima peran tanpa dibekali naskah, agennya merasa bahwa dengan reputasi Goddard dan Whedon, ini merupakan pertaruhan yang aman.
7. Nama-nama familiar tak hanya dapat ditemukan di balik layar. Untuk memerankan beberapa karakter yang menarik, Goddard dan Whedon kembali mengajak beberapa aktor dan aktris untuk kembali berperan dalam film mereka. Contohnya adalah Ronald, sang pegawai magang di ruang kontrol yang diperankan oleh Tom Lenk. Bagi penggemar Buffy the Vampire Slayer dan Angel, Lenk tentu bukan sosok yang asing lagi. Amy Acker yang pernah terlibat dalam Angel, Alias, dan Dollhouse juga muncul dalam film ini sebagai Lin, teknisi ruang kontrol yang bekerja bersama Sitterson dan Hadley.
8. Untuk melindungi ceritanya supaya tidak bocor di Internet, naskah The Cabin in the Woods dijaga dengan hati-hati. Untuk mengalihkan perhatian, mereka bahkan menulis beberapa fragmen naskah palsu untuk mengelabuhi siapapun yang membacanya ketika masih dalam tahap audisi. “Untuk audisi Curt, ini adalah naskah film tentang pterodactyl; dalam adegan Holden dan Jules ada adegan tentakel-tentakel yang muncul di Jacuzzi; Marty memiliki monolog dimana ia berbicara tentang seekor makhluk yang dipenuhi dengan cakar. Jadi pada dasarnya, ini seperti mencoba untuk menghadirkan karakter yang Anda cari, dan meletakkannya di sebuah film yang berbeda,” kata Whedon.
9. Desain kabin yang dihadirkan dalam film ini dibuat berdasarkan kabin yang ada di masa Demam Emas California dan pasca masa Perang Saudara. Rancangan kabin ini diperoleh setelah melakukan riset foto yang ekstensif. Sementara itu, desain ruang kontrol dirancang dengan suasana high-tech seperti di NASA pada tahun 1970-an. Goddard sengaja untuk meminta desain yang realistis supaya ketika ceritanya berubah menjadi aneh, lingkungan sekitarnya tetap terasa nyata.
10. Pengaturan yang sama juga dapat dirasakan pada desain kostum yang dihadirkan. Kostum para pemuda dan pemudi yang tinggal di kabin sengaja untuk dibuat dengan warna cerah dan ceria. Sementara itu, para pegawai yang ada di ruang kontrol memiliki set warna yang berbeda dan kostum yang dikenakan juga menunjukkan jabatan atau tipe pekerjaan yang dilakukan orang yang mengenakannya. Shawna Trpcic menggunakan foto dari sebuah pembangkit listrik dari masa perang nuklir di tahun 1950-an sebagai referensi untuk desain ini.