Proses produksi sebuah film saat ini memang sudah sangat jauh mengalami perkembangan. Secara garis besar, pola proses produksi film pada umumnya yang sudah dikenal adalah skenario film selesai dibuat, proses persiapan (pra-produksi), syuting, tahapan finishing dalam paska produksi sampai kemudian penonton bisa menyaksikan hasil film tersebut saat tayang di bioskop dengan tanggapan dan komentar yang beragam tentunya setelah menyaksikannya.
Mencoba “keluar” dari pola mainstream tersebut, kini hadir sebuah konsep baru dalam pembuatan film lewat proyek film “Watdefak”. Sebuah film yang nantinya akan melibatkan langsung calon-penonton filmnya untuk berpartisipasi di dalam proses pembuatan filmnya sejak awal. Jika selama ini penonton hanya bisa menerima hasil jadi film yang dibuat oleh sineasnya, sekarang penonton akan langsung dilibatkan mulai dari pemilihan ide cerita hingga pengembangan cerita lebih lanjut dari film Watdefak ini.
“Ide proyek film Watdefak ini muncul saja tiba-tiba di otak, gimana kalau sebuah film dibikin dengan ide-ide dari penontonnya sendiri? Biasanya kan kita suka protes kecil-kecilan kalo sedang nonton film, coba aja kalau ceritanya begini, kenapa ngga jagoannya tiba-tiba jadi monster dan sebagainya. Nah, kita coba merancang sebuah film yang memungkinkan untuk menampung nyaris semua keinginan penontonnya, yang kita beri judul film Watdefak,” Jelas Ian Salim, Sutradara muda yang menjadi konseptor dari proyek film “Watdefak” ini.
Melalui social media dan situs web, Watdefak akan melibatkan langsung calon penonton filmnya untuk berpartisipasi, mulai dari proses penggarapan ide, menyumbang konten (foto, video dan sebagainya) hingga ke produksi filmnya nantinya. Siapa saja termasuk penonton awam bisa berpartisipasi, tidak hanya calon filmmaker atau harus punya latar belakang produksi film.
Format film Watdefak nantinya adalah omnibus (sebuah film panjang yang terdiri dari beberapa segmen cerita). Format omnibus dipilih karena dianggap lebih fleksibel untuk mengakomodir banyaknya ide-ide dan konten dari partisipan. Adapun genre yang diusung oleh film ini adalah genre fantastic (sepeti horror, thriller, slasher, fiksi ilmiah, dan sebagainya) yang sangat fleksibel untuk diutak-atik sedemikian rupa dan mampu menciptakan keseruan tersendiri bagi penggemar film genre ini.
Tahapan awal Watdefak adalah pengiriman ide cerita dari dafuqers (sebutan untuk semua partisipan dalam pembuatan film Watdefak) yang diadakan melalui social media Twitter (@watdefakmovie) dan website (www.watdefak.com). Untuk pembukaan gelombang pertama yang dimulai dari tanggal 31 Mei 2012, panitia membuka submission untuk ide dasar cerita (premis) dalam 4 kategori yakni : Zombie, Slasher, Drama Romantis dengan unsur Fantastik, dan tema yang berhubungan dengan Sensualitas/Erotica. Ide-ide yang masuk akan diseleksi oleh panitia, yang lalu akan diumumkan di situs web untuk kemudian di vote kembali oleh dafuqers pilihan mana yang terbaik.
Keterlibatan dafuqers bahkan tidak sampai disitu saja. Setelah ide-ide premis terbaik dari tiap kategori telah terpilih, panitia akan kembali membuka submission-submission berikutnya yaitu pengembangan dari ide dasar tadi. Pengembangan ide tersebut bisa berupa: desain karakter dalam film, konflik cerita, bahkan sampai ke ending dan kejutan (twist) film, dan sampai akhirnya menjadi sebuah rangkaian cerita yang siap untuk difilmkan. Semua sesuai dengan konsep Watdefak sebagai “film yang dibuat bersama penontonnya”.
Yuk tunggu apalagi, kalian-kalian yang punya ide gila langsung saja ikut submit idenya ke Watdefak. Akan ada reward juga untuk 5 premise terpilih, masing-masing akan mendapatkan 1 T-Shirt keren film ‘Watdefak!’ + Namanya dicantumkan di section “Special Thanks” dalam credit title film + Kesempatan 1 (satu) hari on-location tour pada saat proses produksi (shooting) film.
Info terbaru beserta cara berpartisipasi dari proyek film Watdefak bisa dilihat di situs web www.watdefak.com dan follow twitter-nya di @watdefakmovie .