Feature


Sabtu, 19 Mei 2012 - 07:37:33 WIB
Pertimbangan Panjang Nirwan Dewanto Memerankan Soegija
Diposting oleh : Shinta Setiawan (@ssetiawan) - Dibaca: 3458 kali

Nirwan Dewanto tidak pernah berpikir bahwa suatu saat ia akan terlibat di dunia perfilman, apalagi menjadi aktor pemeran utama dalam sebuah film layar lebar. Tapi, setelah pertimbangan yang panjang, Nirwan akhirnya menerima tawaran Garin Nugroho untuk berperan dalam Soegija (2012). Tentu saja, hal ini bukan sesuatu yang mudah bagi seseorang tanpa pengalaman akting profesional seperti dirinya. Terlebih, karakter yang diperankannya merupakan seorang pahlawan nasional.

“Saya ini kan tidak pernah bermimpi untuk main film atau untuk terlibat di dunia film, meskipun temen-temen tahu semua, Butet, Garin. Saya ini orang yang bergerak di situ-situ juga, di dunia kesenian. Temen saya dulu banyak, jamannya Pak Teguh Karya, Arifin [C. Noer], tapi saya tidak pernah tertarik untuk masuk ke dunia itu,” kata Nirwan.

Tapi, hal tersebut segera berubah pada saat Garin Nugroho memintanya untuk bergabung dalam film yang tengah dikerjakannya. “Pada suatu hari, bulan Agustus, September mungkin, pertengahan, tiba-tiba datang SMS dari Yogyakarta beruntun. Salah satunya dari Garin Nugroho. Dan Garin itu orang yang tidak pandai membujuk laki-laki ya,” kata Nirwan berkelakar. “Garin itu tidak pernah membujuk saya, sehingga saya tidak pernah menganggap serius ajakannya.”

Meski Garin tidak menyebutkan proyek apa yang sedang dikerjakannya, Nirwan sebelumnya sudah tahu bahwa sang sutradara sedang mempersiapkan film Soegija. Kebetulan, teman-teman Nirwan yang berasal dari ITB ikut serta dalam penggalangan dana yang dilakukan untuk film ini. Ketika Garin pun berkata bahwa ia menginginkan Nirwan untuk memerankan tokoh Mgr. Albertus Soegijapranata, tawaran ini pun langsung ditolaknya. Selain tidak punya banyak waktu luang dan merasa bahwa dirinya bukan aktor profesional, Nirwan juga melihat bahwa memerankan Mgr. Soegijapranata merupakan beban yang berlipat karena ia adalah tokoh sejarah yang penting. Apalagi, ekspektasi penonton terhadap keakuratan penggambaran sosok Mgr. Soegijapranata tentu sangatlah tinggi.

Tapi, meski gagal diyakinkan oleh Garin, usaha-usaha untuk meyakinkan Nirwan agar mau memerankan Mgr. Soegijapranata mulai datang bertubi-tubi dari teman-temannya yang lain. Karena persuasi ini, Nirwan akhirnya memutuskan untuk datang ke Yogyakarta dan mengikuti workshop film ini, meski saat itu ia belum memutuskan untuk bergabung. “Pada hari ketiga [workshop] Garin memaksa saya lagi, tidak membujuk, memaksa. ‘Tidak ada calon lain selain kamu.’ Nah, saya pada waktu itu tetap mengatakan tidak, tapi orang yang berhasil meyakinkan saya entah kenapa itu Teoh Gay Hian, director of photography-nya,” kata Nirwan mengingat.

Setelah sebuah perbincangan singkat dengan Teoh, Nirwan pun mulai memikirkan untuk menerima tawaran Garin. Nirwan sendiri menjadi calon tunggal Garin untuk memerankan Mgr. Soegijapranata karena kemiripan fisiknya. Sebelum mengiyakan tawaran ini, ia terlebih dahulu meminta waktu untuk dapat mengajukan cuti tidak terbatas agar dapat ikut mengerjakan film ini. Setelah mendapatkan waktu yang dibutuhkannya untuk berperan dalam Soegija, Nirwan pun akhirnya setuju untuk ambil bagian dalam film ini.

Salah satu hal menarik di seputar pembuatan film ini adalah lelucon yang beredar tentang keputusan Nirwan untuk berperan sebagai Mgr. Soegijapranata. Saat teman-temannya melihat Nirwan yang merupakan seorang pemeluk agama Islam berperan sebagai uskup, tentu banyak yang terkejut.

“Jadi begini, ketika trailer-nya sudah mulai beredar di Vimeo dan Youtube, itu banyak temen-temen Katolik [berkomentar], ‘Lho, Nirwan itu kapan jadi Katolik, kok tau-tau jadi uskup?’ Kan begitu jadinya. ‘Saya sudah lama jadi Katolik, beriman, tapi jadi pastor aja nggak.’ Jadi sebenarnya menjadi uskup di film saja. Kalau di luar film tidak. Pada waktu saya memakai jubah memang saya sangat berwibawa itu kelihatannya,” katanya bercanda.

Sama seperti kaitannya dengan agama yang dipeluknya, Nirwan yang merupakan seorang penyair juga tidak melihat adanya korelasi dari pekerjaannya dengan keikutsertaannya dalam film ini. Dalam menjalani tugas sebagai seorang aktor, Nirwan sebisa mungkin mencoba untuk tidak membawa unsur-unsur dari dirinya dalam peran yang sedang dijalaninya.

“Film ini tidak ada hubungannya sama puisi saya dan kepenyairan saya. Film ini mengambil bentuk yang sangat berbeda dari kesenian-kesenian yang saya kerjakan. Puisi saya kan tidak bisa dimengerti sebenarnya. Yang kedua saya kira di dalam film ini saya berusaha sekuat mungkin untuk membunuh diri saya, jadi tidak ada hubungannya dengan pekerjaan saya di tempat lain, di kesenian yang lain. Saya percaya bahwa banyak pemain film yang percaya kalau akting itu bukan menghidupkan diri saya ke depan kamera, tetapi sebaliknya,” tambahnya.

Soegija merupakan film yang disutradarai oleh Garin Nugroho. Film ini diperankan oleh Nirwan Dewanto, Annisa Hertami, Butet Kartaredjasa, Olga Lydia, Andrea Reva, Wouter Zweers, Wouter Braaf, dan Suzuki. Soegija akan dirilis di bioskop tanggal 7 Juni 2012.


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.