Feature


Minggu, 29 April 2012 - 16:54:45 WIB
Henry Selick Sutradarai The Graveyard Book
Diposting oleh : Shinta Setiawan (@ssetiawan) - Dibaca: 3339 kali

Bila Anda menyukai film Coraline (2009), maka rencana adaptasi novel The Graveyard Book merupakan sesuatu yang patut disambut gembira. Baik Coraline maupun The Graveyard Book sama-sama merupakan novel yang ditulis oleh Neil Gaiman. Yang menarik, Disney juga baru saja mengumumkan bahwa sutradara Coraline, Henry Selick, akan kembali duduk di kursi sutradara dalam proyek ini.

Sama dengan Coraline yang punya nuansa gelap, The Graveyard Book sendiri bercerita tentang seorang anak bernama Nobody Owens alias Bod yang dibesarkan di kuburan oleh para hantu. Bod menjadi anak yatim piatu setelah keluarganya dibunuh oleh seseorang bernama Jack. Kehidupan di kuburan tidak seseram kelihatannya, karena di dunia luar, bahaya yang lebih besar justru menanti. Jack masih berkeliaran di luar sana dan dapat mengancam hidup Bod.

Di tahun 2009, The Graveyard Book memenangkan Hugo Award for Best Novel, Newberry Medal, dan Locus Award for Best Young Adult Book. Di tahun berikutnya, novel ini juga memenangkan Carnegie Medal. Tak heran, banyak studio yang mencoba untuk memperebutkan hak adaptasinya. Sebelumnya, Wayfare Entertainment dan Framestore dari Inggris telah mencoba untuk membuat adaptasi dari novel ini dengan Neil Jordan sebagai sutradaranya. Tapi, setelah tak ada perkembangan selama beberapa tahun, Disney akhirnya mengambil alih proyek ini.

Saat ini, Disney masih mencari orang yang tepat untuk membuat naskah The Graveyard Book. Sementara itu, Selick masih harus menyelesaikan proyek film pribadinya sebelum dapat mulai mengerjakan The Graveyard Book. Tidak ada banyak detail yang diketahui tentang film yang saat ini sedang dikerjakan oleh Selick. Tapi, film yang dibuat di bawah bendera Pixar dan Disney ini akan kembali menampilkan kisah fantasi unik dari Selick.

“Ini adalah cerita asli milik saya,” kata Selick. “Apa yang biasanya menjadi kecenderungan saya secara pribadi adalah cerita fantasi, agak gelap –tak terlalu gelap- kisah dongeng dan fiksi ilmiah. Stop motion mengambil sesuatu yang ada dalam ceritanya, sesuatu yang sangat gelap, dan menambah sedikit sentuhan manis pada hal itu, dan membuatnya masuk dalam dunia mainan-mainan yang hidup.”


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.