Review

Info
Studio : Morgan Creek Productions/Strike Entertainment
Genre : Horror, Mystery, Sci-Fi
Director : Matthijs van Heijningen Jr.
Producer : Marc Abraham, Eric Newman
Starring : Mary Elizabeth Winstead, Joel Edgerton, Ulrich Thomsen, Adewale Akinnuoye-Agbaje, Eric Christian Ols

Jumat, 27 Januari 2012 - 22:00:29 WIB
Flick Review : The Thing
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 2571 kali


Secara sekilas, The Thing dapat dilihat sebagai sebuah prekuel sekaligus remake dari film arahan John Carpenter berjudul sama – yang sendirinya juga merupakan sebuah remake dari film horor berjudul The Thing from Another World (1951) – dan sempat menuai cukup banyak pujian dari para kritikus film dunia ketika dirilis pada tahun 1982. Versi terbaru dari The Thing memang memberikan sebuah garisan cerita tambahan bagi kisah The Thing arahan Carpenter ketika di saat yang sama juga tetap menggunakan formula cerita yang dulu telah diterapkan Carpenter dalam filmnya. Bukan berarti rilisan teranyar dari The Thing adalah sebuah film yang jauh dari kesan inovatif. The Thing memang tetap setia dengan formula lamanya. Namun, di bawah arahan sutradara Matthijs van Heijningen Jr., The Thing masih dapat tampil dengan beberapa kejutan yang masih cukup mampu untuk menyenangkan para penggila film-film sejenis.

Berlatar waktu kisah pada tahun 1982, The Thing mengisahkan mengenai seorang paleontolog berkebangsaan Amerika Serikat bernama Kate Llyod (Mary Elizabeth Winstead) yang direkrut oleh seorang ahli medis dan juga seorang pemimpin riset pencarian makhluk asing angkasa luar asal Norwegia, Sander Halvorson (Ulrich Thomsen), dan asistennya, Adam Finch (Eric Christian Olsen), untuk melakukan perjalanan ke Antartika dan melakukan penelitian terhadap sebuah pesawat luar angkasa yang mereka temukan di daerah tersebut. Sebuah kejutan bagi Kate, Sander kemudian mengungkapkan bahwa timnya tidak hanya menemukan pesawat luar angkasa… namun juga satu sosok makhluk asing yang diduga sebagai penumpang pesawat luar angkasa tersebut.

Jelas saja, penemuan tersebut membuat Sander dan seluruh anggota timnya merasa begitu bahagia mengingat temuan mereka akan diingat sebagai salah satu catatan penting dalam sejarah peradaban manusia di muka Bumi. Sayang… hal tersebut tidak berlangsung begitu lama. Mereka kemudian menyadari bahwa makhluk asing yang mereka kira telah tewas tersebut ternyata masih hidup! Sialnya lagi, makhluk tersebut kemudian secara perlahan mulai memangsa apapun yang berada di hadapannya untuk kemudian hidup di tubuh makhluk yang diserangnya sembari menunggu kehadiran sesosok mangsa baru. Kini, Kate, Sander dan seluruh awak penelitinya harus berpacu dengan waktu untuk menemukan bagaimana cara menghentikan makhluk asing tersebut.

Diadaptasi dari cerita pendek karya John W. Campbell, Jr. yang berjudul Who Goes There?, penulis naskah, Eric Heisserer, memang tidak melakukan perubahan jalan cerita yang terlalu mencolok jika dibandingkan dengan jalan cerita film The Thing arahan John Carpenter. Pun begitu, dengan beberapa perubahan dan tambahan potongan cerita yang menghubungkan versi terbaru The Thing dengan versi lamanya, Heisserer ternyata masih mampu untuk menyelipkan beberapa kejutan yang mampu menghadirkan intensitas cerita yang cukup kuat bagi para penonton film ini. Eksekusi Matthijs van Heijningen Jr. terhadap naskah cerita Heisserer juga semakin memperkuat tampilan The Thing untuk mampu hadir sebagai sebuah thriller yang cukup menyenangkan untuk disaksikan.

Pun begitu, The Thing juga tak luput dari beberapa kelemahan yang membuat film ini gagal untuk mampu tampil lebih cemerlang dibandingkan dengan film pendahulunya. Dengan durasi sepanjang 102 menit, The Thing dihadirkan terlalu panjang dengan beberapa ekstensi plot cerita yang sebenarnya tidak diperlukan. Penggalian karakter terhadap peran-peran yang hadir di dalam jalan cerita juga terlihat sangat minim dilakukan. Tidak ada satu karakterpun yang mampu menghadirkan ikatan emosional terhadap penontonnya. Karakter-karakter tersebut terlihat memperjuangkan hidup mereka. Namun dengan dangkalnya karakterisasi yang dilakukan terhadap peran mereka, kemungkinan besar penonton tidak akan merasa begitu peduli dengan apa yang terjadi pada deretan karakter tersebut.

Dari departemen akting, seluruh jajaran pemeran The Thing mampu menampilkan kemampuan akting mereka yang mumpuni. Tidak ada yang istimewa, namun jelas penampilan Mary Elizabeth Winstead, Joel Edgerton, Ulrich Thomsen hingga Eric Christian Olsen berada di atas penampilan para pengisi departemen akting film-film horor remake Hollywood yang banyak beredar saat ini. Walau karakterisasi yang terbatas seringkali membuat beberapa pemeran gagal untuk mendapatkan kesempatan untuk menampilkan penampilan akting mereka yang lebih mendalam, khususnya Edgerton, namun departemen akting sama sekali bukanlah bagian yang dapat dikategorikan mengecewakan dari film ini.

Versi terbaru dari The Thing sama sekali bukanlah sebuah tampilan yang istimewa. Kurangnya pengembangan yang dilakukan terhadap jalan cerita membuat film ini terasa sedikit berada di belakang dari The Thing karya John Carpenter yang dirilis pada tahun 1982 lalu, khususnya mengingat saat ini kisah-kisah sejenis telah banyak dieksplorasi oleh Hollywood. Pun begitu, lewat penulisan naskah yang mampu mengarahkan setiap intensitas cerita dengan begitu baik, pengarahan Matthijs van Heijningen Jr. yang cukup mumpuni dan penampilan akting para pemerannya yang jauh dari kesan mengecewakan serta didukung oleh tampilan efek khusus yang mampu membuat sang makhluk asing benar-benar terlihat nyata dan mengerikan, The Thing adalah sebuah film thriller yang setidaknya masih akan mampu membuat para penontonnya dapat bersenang-senang dengan beberapa kejutan yang ditampilkan di sepanjang jalan cerita film ini.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.