Apakah Anda masih teringat pada Bajaj Bajuri? Pertama kali mengudara di stasiun televisi Trans TV pada awal dekade 2000’an, sitkom ini begitu fenomenal dan digandrungi oleh beragam lapisan masyarakat kala itu lantaran tuturan kisahnya yang erat kaitannya dengan keseharian berpadu mulus bersama guyonannya yang membumi. Terwujud sebagai salah satu budaya populer di dunia hiburan Indonesia babak milenium baru, Bajaj Bajuri pun memproduksi barisan karakter ikonis yang meninggalkan kesan mendalam, melekat kuat di ingatan, berkat keunikannya masing-masing semacam Bajuri, Oneng, Ucup, Emak, Mpok Hindun, hingga Mpok Minah. Beberapa karakter ini pun telah merasuki jiwa – atau katakanlah, identik – dengan Mat Solar, Rieke Diah Pitaloka, serta Nani Wijaya sehingga beberapa kalangan memunculkan ‘fatwa haram’ merekonstruksi Bajaj Bajuri tanpa melibatkan ketiga pemain utamanya. Akan tetapi, lewat bendera Starvision Plus, Chand Parwez bersama Fajar Nugros malah justru nekat melanggar, mengambil resiko besar dengan hadirkan wajah-wajah baru saat mewujudkan Bajaj Bajuri the Movie.
Sejatinya, wacana menggotong sitkom ini ke medium layar lebar telah dipergunjingkan sejak sedekade silam. Disebabkan oleh satu dan lain hal, penundaan pun berulang kali menghadang membawa status proyek menjadi ‘development hell’. Terkatung-katung tiada kepastian selama menahun, secara mengejutkan awal tahun ini Starvision Plus mengajukan diri sebagai pelaksana dan memastikan Bajaj Bajuri the Movie akan hadir... dalam bentuk reboot. Tidak ada satu pun pemain dari versi sitkom yang diajak turut serta digantikan oleh pemain langganan Starvision Plus seperti Ricky Harun, Eriska Rein, dan Meriam Bellina. Tanda tanya besar pun segera mengemuka, sikap pesimisme pun segera menguasai diri. Jejak rekam kurang sedap dari sebagian pemain dikhawatirkan merusak ‘citra’ karakter-karakter ikonis dari Bajaj Bajuri. Harapan yang sempat timbul pun perlahan pupus, bahkan banyak pula penggemar berat mundur teratur. Apakah ini akan berhasil? Keraguan terjawabkan saat menyaksikan Bajaj Bajuri the Movie di layar bioskop.
Membawa latar penceritaan bertahun-tahun ke belakang sebelum celotehan dalam versi sitkomnya berlangsung, Bajaj Bajuri the Movie mengajak penonton menilik masa muda dari para karakternya sekaligus mengungkap beberapa pertanyaan tak terjawab. Mempertemukan kita pada Bajuri (Ricky Harun) dan Oneng (Eriska Rein) di masa awal membina rumah tangga. Hubungan keduanya berlangsung mesra meski Emak (Meriam Bellina) tak henti-hentinya merecoki. Bahkan, Emak tidak segan menanamkan pemikiran mengkhawatirkan pada Oneng yang polos; Bajuri akan kawin lagi. Yang dijadikan landasan utama adalah Bajuri memenangkan gugatan tanah warisan sebesar 500 juta rupiah di pengadilan. Berkaca dari masa lalu dan sekitar, laki-laki yang mendadak kaya biasanya tega meninggalkan keluarganya dan mencari istri baru. Dugaan ini semakin diperkuat setelah Oneng menerima telpon yang mengabarkan Bajuri telah memberi sejumlah perabotan mewah untuk seorang perempuan. Emosi membara, Emak pun berniat melabrak si perempuan ganjen dengan bantuan Susi (Surya Insomnia) tanpa tahu bahwa telepon tersebut sebetulnya dirancang Hani (Nova Eliza) untuk memancing Oneng ke perangkapnya demi meminta uang tebusan kepada Bajuri.
Tiada dinyana-nyana, kekhawatiran bahwa Bajaj Bajuri the Movie akan berakhir sebagai tontonan garing kriuk-kriuk gagal terbukti. Secara tepat, Fajar Nugros beserta tim berhasil menangkap esensi dari sitkomnya yang legendaris itu untuk dituangkan ke medium layar lebar. Selain mengembalikan sebagian besar karakter, humor yang dihidangkan pun sesuai jalur serial aslinya: membumi. Untuk menciptakan humor segar pula kocak, dipersiapkan bahan dasar bergaya main fisik (slapstick), tingkah polah serba berlebihan (baca: lebay), hingga celetukan-celetukan polos Oneng sebagai pemantik utamanya. Sejak menit pembukanya yang heboh – melibatkan bajaj yang berkejar-kejaran dengan seorang perampok – film telah meminta penonton agar menyiapkan diri tertawa tergelak tiada henti karena beragam kekonyolan akan datang silih berganti. Memang ada beberapa kali ‘hit and miss’ pula konsep chaos comedylayaknya Get Married bisa jadi sulit diterima oleh beberapa penonton, tapi bagi yang terbiasa dan kedarung akrab dengan celotehan sitkomnya, nostalgia yang ditawarkan oleh Bajaj Bajuri the Movie ini sungguhlah mengasyikkan. Hilarious! Terlebih, sebagai bentuk penghormatan, ada pula cameo pemain dari serial aslinya. Apakah Anda bisa menebak siapa mereka?
Lawakan dan gaya tutur yang dinamis ini tentu tiada artinya tanpa sokongan mumpuni dari jajaran pemainnya. Kapasitas berakting Meriam Bellina tentulah tidak perlu lagi diragukan karena, yah... dia Meriam Bellina. Keraguan yang selama ini membayangi berasal dari Ricky Harun dan Eriska Rein. Kapabilitas keduanya masih dipertanyakan. Terlebih tanggung jawab peran pun besar, diminta mengintepretasikan ulang peran yang melambungkan Mat Solar dan Rieke Diah Pitaloka. Bisakah? Tanggapan penonton yang semula dingin, bisa jadi lantas terlumerkan. Baik Ricky maupun Eriska memiliki caranya sendiri dalam menafsirkan karakter Bajuri serta Oneng tanpa perlu meniru sang pendahulu. Ricky Harun dengan aksen Betawi kental tanpa pernah menjadi kelewat berlebihan memberikan penampilan terbaik di karir aktingnya. Chemistry-nya dengan sejumlah pemain – Meriam, Eriska, serta Muhadkly Acho sebagai Ucup – terjalin meyakinkan. Sedangkan Eriska Rein, mencuri perhatian di setiap saat. Di tangannya, Oneng yang memegang peranan krusial terhadap nasib film dibawakannya secara luwes, natural, dan lucu. Jika predikat ‘naik kelas’ pada aktor layak disematkan pada Chicco Jerikho atas akting apiknya di Cahaya Dari Timur Beta Maluku, maka untuk aktris Eriska Rein di Bajaj Bajuri the Movie inilah yang layak menyandangnya.
Rating :