Review

Info
Studio : Walt Disney Animation Studios
Genre : Animation, Comedy, Family
Director : Rich Moore
Producer : Clark Spencer
Starring : John C. Reilly, Sarah Silverman, Jack McBrayer, Jane Lynch, Alan Tudyk

Selasa, 13 November 2012 - 00:08:42 WIB
Flick Review : Wreck-It Ralph
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 3472 kali


Walt Disney Animation Studios sepertinya telah banyak belajar begitu banyak hal dari kerjasama mereka dengan Pixar Animation Studios. Setelah film-film animasi seperti Tangled (2010) dan The Princess and the Frog (2009), yang masih mempertahankan pola penceritaan tradisional khas Walt Disney namun mulai mendekati tampilan visual khas Pixar, Wreck-It Ralph sepertinya menandai masa dimana Walt Disney mulai mampu menghasilkan film animasi dengan jalan penceritaan yang lebih modern dan imajinatif namun, tentu saja, tetap mempertahankan kehangatan tampilan jalan cerita seperti yang selalu dilakukan film-film produksi Walt Disney sebelumnya. Sebuah paduan kuat yang jelas akan membuat bendera Walt Disney Animation Studios kembali berkibar di tengah panasnya persaingan film-film animasi di Hollywood.

Dibuka dengan film animasi pendek berjudul Paperman karya John Kahrs – yang dalam durasinya sepanjang 7 menit akan mampu mempesona siapa saja yang menyaksikannya, Wreck-It Ralph berkisah mengenai Wreck-It Ralph (John C. Reilly), karakter antagonis utama dalam permainan video berjudul Fix-It Felix, Jr.. Ralph sepertinya mulai jenuh dengan gelar sebagai karakter antagonis yang membuatnya harus menerima perlakuan yang tidak menyenangkan dari karakter-karakter lain yang ada di permainan video Fix-It Felix, Jr.. Puncaknya adalah ketika karakter-karakter lain dari Fix-It Felix, Jr. merayakan 30 tahun usia perilisan permainan video tersebut tanpa mengundangnya. Ralph lalu bertekad untuk mendapatkan sebuah medali seperti yang selalu didapatkan oleh Fix-It Felix, Jr. (Jack McBrayer) untuk membuktikan pada teman-temannya bahwa dirinya juga mampu menjadi sesosok pahlawan.

Ralph kemudian secara diam-diam menyelinap ke sebuah permainan video lain yang bertema peperangan, Hero’s Duty, untuk memulai usahanya dalam meraih sebuah medali. Seperti yang dapat diduga, Ralph mulai mengacaukan struktur permainan video Hero’s Duty. Namun di permainan video Sugar Rush-lah Ralph kemudian bertemu dengan karakter bernama Vanellope Von Schweetz (Sarah Silverman) yang dengan segera menjadi sahabat barunya. Bersama dengan Vanellope, Ralph belajar banyak hal tentang kehidupan. Di saat yang sama, permainan video Fix-It Felix, Jr. jelas tidak akan mampu bekerja dengan baik tanpa kehadiran karakter antagonis utamanya – situasi yang kemudian membuat permainan video tersebut dianggap rusak dan terancam untuk dicabut keberadaannya oleh pemiliknya.

Naskah cerita Wreck-It Ralph yang ditulis oleh Phil Johnston (Cedar Rapids, 2011) dan Jennifer Lee sebenarnya bukanlah sebuah rangkaian alur cerita yang dapat dirasa unik maupun belum pernah diceritakan sebelumnya. Wreck-It Ralph memiliki alur penceritaan yang sangat sederhana, namun keberhasilan Johnston dan Lee untuk merangkai kisah yang sederhana dan familiar tersebut dengan penampilan serta kesan modernlah yang lantas membuat Wreck-It Ralph terasa begitu menyegarkan – sebuah formula yang jelas telah seringkali sukses dimanfaatkan oleh Pixar Animation Studios dalam setiap film-film yang sukses mereka rilis ke pasaran. Nilai-nilai kekeluargaan serta persahabatan yang selalu hadir dalam setiap film karya Walt Disney Pictures meluncur dengan lancar melalui dialog-dialog cerdas serta humoris nan menghibur sehingga membuat Wreck-It Ralph sama sekali tidak pernah terkesan menggurui dan terbeban dengan begitu banyak pesan moral yang ingin disampaikan pada para penonton mudanya.

Imajinasi liar Johnston dan Lee – yang juga dibantu oleh sutradara film ini, Rich Moore, serta Jim Reardon (WALL·E, 2008) dalam menggarap ide cerita Wreck-It Ralph – yang mempersatukan berbagai karakter permainan video mulai dari karakter-karakter di permainan video Pac-Man, Street Fighter, Tapper, Q*bert sampai Sonic the Hedgehog dalam sebuah komunitas kehidupan digital juga mambantu memberikan warna cerita yang lebih kuat bagi Wreck-It Ralph. Ditambah lagi dengan keberhasilan Moore dalam mengintegrasikan berbagai kisah latar belakang karakter-karakter permainan video tersebut ke dalam jalan cerita Wreck-It Ralph, tidak mengherankan jika kemudian film ini berhasil tampil memiliki daya tarik yang sangat menyenangkan bagi para penonton dewasa.

Departemen pengisi suara serta tata produksi sepertinya adalah beberapa hal yang tidak perlu diragukan lagi kualitasnya dalam setiap film-film yang diproduksi oleh Walt Disney. Deretan pengisi suara yang terdiri dari John C. Reilly, Sarah Silverman, Jack McBrayer, Jane Lynch hingga Alan Tudyk berhasil memberikan interpretasi suara terbaik mereka dalam menghidupkan setiap karakter yang mereka perankan. Begitu pula dengan tampilan visual serta tata suara yang disajikan di sepanjang penceritaan Wreck-It Ralph. Film animasi ini diisi dengan warna-warni lembut yang sangat menyenangkan dan indah untuk disaksikan. Sementara itu, departemen suara juga mampu menonjolkan kualitas yang prima ketika dibutuhkan untuk menghasilkan tingkat intensitas emosional yang berbeda-beda bagi jalan cerita film ini.

Jika Frankenweenie berhasil muncul sebagai film animasi terbaik tahun ini dengan penceritaannya yang tergolong moody dan cenderung dewasa, maka Wreck-It Ralph jelas hadir dengan kualitas penceritaan berkualitas sama kuat namun dengan daya tarik yang lebih luas. Berbekal pengalamannya dalam mengarahkan deretan serial animasi televisi seperti The Simpsons dan Futurama, Rich Moore mampu membawakan Wreck-It Ralph menjadi sebuah film animasi yang kental akan nuansa pop culture­-nya namun tetap berhasil hadir dengan jalan cerita yang cerdas serta menghibur walau disajikan dengan penceritaan yang begitu sederhana. Bersama dengan Brave dan Frankenweenie yang telah dirilis sebelumnya, Walt Disney Pictures jelas memiliki tahun yang sangat cerah di dunia animasi — dan, percayalah, tiga slot nominasi di kategori Best Animated Feature pada ajang Academy Awards mendatang.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.