News


Jumat, 22 September 2017 - 07:56:18 WIB
Kingsman: The Golden Circle
Diposting oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 2083 kali

Can you believe there are actually five Academy Awards winnersWell yes of course that includes Sir Elton John – appear to support this sequel to 2015’s Matthew Vaughn-directed hit, Kingsman: The Secret Service? Bukan hal yang cukup mengejutkan sebenarnya. Dengan pendapatan komersial sebesar lebih dari US$414 juta dari bujet produksi yang “hanya” mencapai US$94 juta, Vaughn jelas memiliki kebebasan yang lebih besar untuk menarik nama-nama berkelas untuk mengisi departemen akting film kedua dari seri film Kingsman, Kingsman: The Golden Circle. Namun, tentu saja, penampilan akting terbaik sekalipun tidak akan cukup jika sebuah film tidak didukung oleh kualitas penulisan naskah cerita yang sama kuatnya. Hal itulah yang, sayangnya, terjadi pada Kingsman: The Golden Circle. Menampilkan penampilan apik dari nama-nama seperti Colin Firth, Julianne Moore, Jeff Bridges dan Halle Berry, Kingsman: The Golden Circle tidak mampu untuk tampil semenyenangkan film pendahulunya akibat kurangnya sentuhan maupun kejutan baru pada formula pengisahan film mata-mata yang digarap oleh Vaughn.

Berlatarbelakang waktu pengisahan setahun semenjak konflik yang terjadi pada Kingsman: The Secret Service, Kingsman: The Golden Circle memulai pengisahannya ketika markas besar Kingsman mendapatkan serangan mendadak yang menewaskan seluruh agen rahasia mereka di Inggris dengan hanya menyisakan Eggsy Unwin (Taron Egerton) dan pelatihnya, Merlin (Mark Strong), yang tidak berada di tempat ketika serangan tersebut berlangsung. Berdasarkan protokol keadaan darurat yang telah ditetapkan sebelumnya oleh para pendiri Kingsman, Eggsy Unwin dan Merlin lantas berangkat ke Kentucky, Amerika Serikat, untuk meminta bantuan pada Statesman – sebuah agen rahasia independen pimpinan Champagne (Bridges) yang memiliki afiliasi dengan Kingsman. Berkat pertolongan Champagne dan para agen rahasianya, Ginger Ale (Berry), Whiskey (Pedro Pascal), dan Tequila (Channing Tatum), Eggsy Unwin dan Merlin mengetahui bahwa kartel narkotika dan obat-obatan terlarang yang dijalankan oleh Poppy Adams (Moore) dan dikenal dengan sebutan The Golden Circle adalah sosok yang berada di balik serangan kepada Kingsman. Tidak berhenti disana. The Golden Circle bahkan memiliki sebuah rencana mematikan dengan menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang buatan mereka yang dapat mengancam jutaan nyawa umat manusia di dunia.

Seperti halnya Kingsman: The Secret Service yang dihadirkan Vaughn sebagai jawaban bagi deretan film mata-mata buatan Hollywood yang kini seringkali tampil dengan nada penceritaan yang lebih kelam dan serius, Kingsman: The Golden Circle tetap hadir dengan nada penceritaan dan humor yang ringan sekaligus menyenangkan. Vaughn juga mampu mengemas filmnya dengan sederetan adegan aksi yang tertata dengan baik bahkan berhasil tampil lebih spektakuler dan menegangkan jika dibandingkan dengan film sebelumnya. Namun, jika pada Kingsman: The Secret Service sentuhan-sentuhan tersebut terasa sebagai sebuah modifikasi yang menyegarkan pada formula standar film mata-mata produksi Hollywood, maka pada Kingsman: The Golden Circle sentuhan tersebut terasa sebagai pengulangan yang jelas menghilangkan elemen kejutan pengisahan sekaligus sedikit mengurangi kenikmatan presentasi ceritanya. Pengarahan Vaughn kali ini juga cenderung terasa lebih lamban dan bertele-tele yang membuat Kingsman: The Golden Circle memiliki durasi cerita sepanjang hampir 20 menit lebih lama daripada film pendahulunya.

Dan meskipun memiliki barisan pengisi departemen akting yang mampu menghidupkan karakter yang mereka perankan dengan penampilan yang meyakinkan, kebanyakan karakter yang dihadirkan dalam jalan cerita Kingsman: The Golden Circle tampil dengan karakterisasi dan pengisahan yang begitu terbatas. Yang terburuk mungkin adalah Vaughn tidak memanfaatkan dengan baik (baca: menyia-nyiakan) sosok karakter antagonis utama, Poppy Adams, yang diperankan oleh Moore. Sebagai sosok antagonis, karakter Poppy Adams sebenarnya telah dihadirkan dengan konsep yang begitu kuat dan menonjol. Dan Moore, tentu saja, memiliki kapabilitas akting yang jelas tidak diragukan untuk dapat menghidupkan karakter tersebut. Sayangnya, karakter Poppy Adams kemudian disajikan dengan pengembangan karakter yang begitu minimalis. Hasilnya, karakter yang awalnya memiliki masa depan untuk menjadi salah satu karakter antagonis ikonik berakhir menjadi sosok karakter yang akan dengan mudah terlupakan begitu saja.

Berperan sebagai sosok karakter utama dengan jalan cerita yang tidak selalu berfokus pada dirinya, harus diakui penampilan Egerton beberapa kali terasa tenggelam oleh penampilan nama-nama besar yang berada di sekitarnya. Meskipun begitu, Egerton masih tampil dengan penampilan dan daya pikat yang kuat sebagai Eggsy Unwin. Chemistry yang ia jalin bersama dengan Strong dan Firth juga hadir semakin dinamis – dan bahkan mampu memberikan sebuah sentuhan emosional dalam sebuah adegan. Kejutan datang dari penampilan John yang berperan sebagai dirinya sendiri dan mampu mencuri perhatian setiap kali karakternya hadir dalam jalan pengisahan dengan sebuah penampilan komikal yang menghibur. Dengan segala potensi yang dimilikinya, cukup disayangkan jika Kingsman: The Golden Circle berakhir sebagai sebuah presentasi sekuel yang “jalan di tempat” dan gagal untuk berkembang lebih baik. Masih menghibur namun jelas tidak mampu tampil semenyenangkan film pendahulunya.


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.