Feature


Senin, 26 September 2016 - 16:21:18 WIB
12 Film Indonesia Tayang di Tokyo International Film Festival 2016
Diposting oleh : Taufiqur Rizal (@TarizSolis) - Dibaca: 3477 kali

Tokyo International Film Festival (TIFF/TIFFJP) baru saja mengumumkan line up lengkap dalam segmen Crosscut Asia edisi ke-3 yang akan menyorot film-film Indonesia terpilih. Seperti yang diberitakan dalam press release sebelumnya, dalam kerjasama TIFF bersama Japan Foundation Asia Center, film-film yang terpilih itu dinilai mampu merefleksikan keragaman yang ada dalam keberadaan Indonesia sebagai negara Islam toleran dengan sineas yang datang dari berbagai daerahnya.

Ikut menayangkan karya restorasi digital dari Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail, Lewat Djam Malam (1954), TIFF juga menyorot diversifikasi gender sutradara kita lewat tiga karya dari Nia Dinata, Mouly Surya dan Kamila Andini. Setiap pemutaran akan dihadiri oleh sineas masing-masing sebagai special guests dalam sesi Q&A.

Line up pertama adalah Trilogy Keintiman karya sutradara Teddy Soeriaatmadja yang sudah dikenal ke berbagai festival internasional. Sutradara kelahiran Jepang tahun 1975 ini akan mempersembahkan 3 film dalam trilogi tersebut. Pertama, Lovely Man (2011), film pemenang Piala Maya 2012 yang juga membawa aktor Donny Damara memenangkan Piala Citra pertamanya ini bercerita tentang PSK transvestit yang mengarungi kehidupan malam Jakarta bersama putri Muslimnya yang berhijab. Lovely Man dipilih dalam kerjasama TIFF dengan Osaka Asian Film Festival.

Film kedua dan ketiga dari trilogi ini adalah Something in the Way (2013) yang dibintangi oleh Reza Rahadian dan Ratu Felisha dan About a Woman (2014) yang dibintangi Tutie Kirana. Kedua film ini tidak menjadi konsumsi bioskop Indonesia atas ranah tema yang dipandang lebih sensitif dari Lovely Man.

Dalam slot Japanese Premiere, Crosscut Asia juga akan menghadirkan Fiksi, film terbaik FFI 2008 karya debut layar lebar sutradara Mouly Surya yang merupakan reinterpretasi gelap dari Alice in Wonderland. Film kedua Mouly, What They Don’t Talk About When They Talk About Love’ pernah menjadi lineup TIFF 2014 dan Fiksi menjadi sorotan cukup penting ke karya Mouly berikutnya, Marlina the Murderer in Four Acts, yang dipresentasikan dalam sesi Cinefondation L’Atelier di Cannes tahun ini.

Masih dari sutradara wanita untuk tujuan diversifikasi genre tadi, ada Ini Kisah Tiga Dara (Three Sassy Sisters) karya sutradara wanita Nia Dinata. Baru saja berakhir masa tayangnya di Indonesia, film ini lebih tepat dipandang sebagai karya yang terinspirasi dari musikal monumental Usmar Ismail tahun 1956 Tiga Dara ketimbang remake, dengan hadirnya penekanan emansipasi wanita era kini. Menampilkan Shanty Paredes, Tara Basro dan pendatang baru Tatyana Akman sebagai tiga karakternya, Ini Kisah Tiga Dara juga diramaikan oleh penampilan aktris legendaris Indonesia Titiek Puspa.

Sementara, walau disutradarai Riri Riza yang juga membawa kultur daerah kelahirannya, Makassar, Athirah / Emma’ (Mother) yang merupakan biopik dari ibu Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, merupakan film yang mengusung semangat feminisme. Karya-karya Riri sebelumnya sudah pernah disorot dalam edisi ke-23 TIFF dalam segmen spesial Indonesian Express bersama Garin Nugroho dan Edwin.

Line up Japanese Premiere tahun ini juga akan diisi oleh Filosofi Kopi karya Angga Dwimas Sasongko yang diangkat dari cerpen karya Dewi ‘Dee’ Lestari. Karya Angga tahun 2015 ini membawa sebuah fenomena menarik tentang keberadaan Indonesia sebagai salah satu produsen kopi terbaik dunia dibalik kisah persahabatan dua karakternya yang diperankan oleh Chicco Jerikho dan Rio Dewanto.

Karya Ifa Isfansyah, sutradara terbaik FFI 2011 lewat Sang Penari (The Dancer) yang juga merupakan produksi pertama rumah produksi Korea ternama CJ E&M dan diangkat dari novel komedi best seller karya Ferdiriva Hamzah, Cado Cado: Doctor 101 (Catatan Dodol Calon Dokter), akan mengisi slot International Premiere. Film yang mengetengahkan suka-duka dunia pendidikan co-ass ini dibintangi Adipati Dolken, Tika Bravani dan Aurelie Moeremans.

Sedangkan Salawaku, nominasi Apresiasi Film Panjang Bioskop di AFI 2016, arahan Pritagita Arianegara yang merupakan road movie bertema pencarian dengan latar Pulau Seram, Maluku, bakal berlaga dalam kategori Asian Future. Pertama kalinya ditayangkan di depan publik, TIFF sekaligus menjadi tempat untuk World Premiere bagi film yang dibintangi oleh Karina Salim, Raihaanun, serta JFlow ini. 

Tak hanya dalam ragam genre dan tema, Colorful Indonesia juga menayangkan dua film indie berdurasi lebih singkat dari film panjang pada umumnya, Following Diana karya Kamila Andini (The Mirror Never Lies). serta Someone’s Wife in the Boat of Someone’s Husband karya Edwin (Babi Buta Yang Ingin Terbang, Postcards from the Zoo). Prestasi keduanya sebagai sutradara yang sudah sering membawa karyanya ke festival-festival internasional membuktikan bahwa karya-karya mereka juga sangat mewakili trend film Indonesia saat ini.

Berikut adalah line up lengkap 11 film Indonesia dalam Crosscut Asia edisi ke-3 tahun ini:

Lovely Man (2011, Teddy Soeriaatmadja)

Something in the Way (2013, Teddy Soeriaatmadja)

About a Woman (2014, Teddy Soeriaatmadja)

Three Sassy Sisters (2016, Nia Dinata)

Cado-Cado: Doctor 101 (2016, Ifa Isfansyah)

Emma’ (Mother) (2016, Riri Riza)

Filosofi Kopi (2015, Angga Dwimas Sasongko)

Fiksi (2008, Mouly Surya)

Following Diana (2015, Kamila Andini)

Salawaku (2016, Pritagita Arianegara)

Someone’s Wife in the Boat of Someone’s Husband (2014, Edwin)

After the Curfew (1954, Usmar Ismail)

*Laporan dari Daniel Irawan (@danieldokter)


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.